Jumat, 08 April 2016

Ai no sonzai



Memasak, mencuci, menjemur dan membersihkan rumah adalah tugas yang harus kulakukan, ibu dan ayah menitipkanku pada bibi dari ayah, dia mendidikku sangat keras, hampir seluruh pekerjaan orang dewasa aku yang melakukannya, selama 10 th aku bersama bibiku, aku memanggilnya bibi uruki,  dia sibuk dengan kerjanya, padahal ayah dan ibuku sering mengirimkan uang untukku, tapi uang itu tidak sampai di tanganku, selalu saja diambil oleh bibi uruki. Sekarang usiaku  18 th, aku sekolah di sma otoshima, dimana biayanya bisa dibilang lumyan mahal, aku sekolah disini karena bibiku yang memasukkanku, jadi ayah dan ibu bisa mengirimkan uang lebih utukku sekolah.
“yuriko!........................” teriak seseorang meanggilku dari depan rumah, aku membalas dengan senyuman dam melambaikan tangan padanya.
Aku dan bibiku baru pindah dari tempat tinggal kami sebelunya, ukata adalah anak pertamakali yang ku kenal, dia sering bermain diepan rumahku dan menyapaku, terkadang dia menyempatkan mampir ke rumahku, pdahal kami baru kenal 2 hari, serasa dia sangat mengenalku, hari ini aku akan sekolah di tempatnya, jadi pertemanan kami semakin dekat sepeti lem.
Saat pertama kali melangkahkan kaki di sma ini, aku merasa seperti hidup kembali, suasana disini sangat berbeda dari suasana rumahku, aku diantar ukata keruang guru, ternyata biaya dan pembayaran lain sudah terlunasi oleh bibiku sebelum aku didaftarkan kesini, syukurlah kalau begitu, dibalik sifat kerasnya ternyata dia mempunyai perasaan lembut.
Ukata pergi meninggalkanku dan membiarkan aku berada di ruangan guru itu bersama guru yang akan mengajarnya sebentar lagi akan memasuki kelasnya,
Guru kia adalah guru matematika dan guru tercantik di sekolah ini, apalagi umurnya masih dibilang sangat muda untuk menjadi seorang guru, aku mengikutinya dari belakang, suasana kelas sangat ramai, tapi setelah guru kia datang, berubah menjadi sepi seketika
“kita kedatangan murid baru, sekarang perkenalkan dirimu” pinta guru kia sambil menyilahkan tangannya untukku melangkah maju untuk memperkenalkan diri.
Terlihat ukata dari bangku nomor 2 selah kanan “(terseyum) namaku yuriko amekari, kalian bisa memanggilku yuriko, aku pindahan dari sekolah kagayaki. Mohon bantuannya” menundukkan badan
“sekarang kau boleh duduk selagi bangku kosong,”
Tak ada sorakan maupun sapaan untukku, apa aku salah dengan perkataanku barusan, saat berjalan menuju kursi kosong aku terjatuh akibat kaki seseorang yang sengaja membuatku jatuh, disitulah tertawa dan hal memalukan yang kulakukan untuk pertama kalinya, tapi aku segera berduri dan merapikan kembali bajuku dari debu yang barusan kusapu. Ukata menghampiriku dan membantuku membersihkan debu yang menempel di seragam baru.
“terima kasih ukata!” sambil tersenyum
“hal itu sering terjadi disini, jadi kau harus hatihati dengan murid disini, dan jangan percaya pada siapapun pada orang yang tidak kau kenal” bisik ukata di telinga kiriku.
“aku mengerti” balasku tegas.
“apa kau tidak papa murid baru?”
“ak tidak papa bu, “
Suasana menjadi tenang kembali dan aku duduk di kursi paling belakang, aku melihat kearah kiriku, seorang cowok yang sangat tampan dan sepertinya dia pendiam, dia sempat melirikku saat aku memperkenalkan diri, tak lama dia menoleh kearah jendela sampingnya, hingga sekarang dia tetap tidak bergerak dari pandangannya kea rah jendela itu, hembusan angin membuat rambutnya bergerak kesana kemari menambah pesona yangia miiki semakin terlihat jelas.
Seharian disekolah aku terus bersama ukata, jalan jalan mengelilingi sekolah dan memberitahuku ruangan ruangan yang ada di sekolah itu, aku sangat senang diajaknya, tapi ketika pulang sekolah kami harus berpisah karena ukata ada eskul yang harus dia hadiri, ukata dikenal anak teraktif di sekolahnya, hampir semua kegiatan dia lakukan, tak heran dia mempunyai banyak teman dan fans club tersendiri, selain cantik dan pintar ukata gadis yang ramah pada siapapun.
Hari itu sangat gelap, apa hari ini badai akan datang, sebaiknya aku harus mempercepat langkahku, saat aku sampai di depan gerbang sekolah hjan mulai turun dan membasahi seragam sekolahku, aku bergegas kembali ke sokolah, ku harap hujan akan segera reda, satu persatu murid mulai di jemput sopirnya masing masing, dan aku juga melihat ukata di jemput oleh ibunya lalu memasuki mobil. Andaisaja ibu menyusulku kemari, tapi itu angatlh tidak mungkin, aku kedinginan dan tak ada orang yang menjemputku. Aku duduk di dalam kelas, aku duduk di dekat jendela supaya bisa melihat saat bibiku datang. Angi serta petir mulai datang, membuatku untuk menutup jendela  dan berbalik untuk tidak melihat jendela lagi, ……………………………… aku terkejut meliat ternyata ada orang yang sedang melihat kearahku dari tadi.
“a…apa kau belum di jemput?”
“…………………………….. wanita itu tidak akan datang kemari hanya untuk menjemputku,”
Aku dibingungkan oleh perkaaannya, apa maksutnya wanita itu, apa mungkin ibunya? “maksutmu, ibumu?”
“dia akan menikah dengan pria lain lalu melupakanku sebagai anaknya”
“kau tidak boleh berkata seperti itu, karena dia telah membesarkanmu!” tegasku padanya
Dia mulai melangkah mendekatiku “tau apa kau tentangku?”
Matanya yang biru sangat indah bila melihat sedekat ini, kuakui dia memang paling tampan di sekolah ini “ kau sangat beruntung bisa merasakan kaih saying dari ibumu, sejak aku masih kecil aku selalu di tingalpergi oleh orang tuaku, dan merekatidak pernah datang, kasih sayag mereka bagiku sangt berarti meskipun hanya sedetik”tubuhnya yang tinggi, aku hanya sampai ke pundaknya, kepalaku agak keatas untuk melihat kewajahnya.
“aku berharap mereka seperti orang tuamu, pergi dan tidak pernah kembali, kalau perlu tadak usah kembali lagi”
“(plak)” tangan ku melayang di wajahnya, aku sudah tidak tahan dengan cara bicaranya yang sombong itu, hujan mulai reda, saatnya bagiku untuk pulang.tapi tanganku diraihnya, ia memasangkan jaketnya di tubuhku. Kemudian menyuruhku pulang. Perasaan apa yang kumiliki, jangan jangan aku mulai suka dengannya, itu tidak mungkin, aku sadar aku siapa? Dan dia tidak akan pernah menyukaiku apalagi saat aku menamparnya barusan.
“aku pulang” bibi langsung memelukku dan sangat mengkhawatirkanku, aku terkejut melihat bibi uruki yang sikapnya berubah  drastic.
“bibi mina maaf slama ini telah salah menilaimu, bii sangat keras sekali padamu slama ini, tolng maafkan bibimu ini” menangis dan mau mencium kakiku
“jangan lakukan itu, yuriko mohon, “
“kau gadis yang baik yuriko, seharusnya kuceritakan dari awal yang sebenarnya”
“maksut bibi?”
“sebaiknya kau mandi dulu, sudah bibi siapkan air hangat untukmu. Setelah mandi baru bibi akan menceritakannya padamu” mendorongku masuk ke dalam rumah. Apa yang bibi rahasiakan dariku slama ini, mengenai sikapnya barusan padaku, aneh sekali.
Selesai mandi bibi menyiapkan makan malamnya, padahal pekerjaan itu seharusnya aku yang melakukannya, bibi menyuruhku makan,
“bibi yang memasaknya?”
“tentu saja, apa kau suka yuriko?”
“aku sangat menyukainya, oh iya katanya bibi mau cerita mengenai rahasia sesungguhnya?”
“,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,seharusnya aku tak memperlakukanmu sebagai pembantu di rumahmu sendiri, ini adalah rumahmu dan disinilah orang  tuamu memanjakanmu saat umurmu 2 th, kemudian mereka menitipkanmu padaku, bukan alas an kerja, melainkan mereka memilih hidupnya masing masing”
“maksut bibi mereka bercerai  dan menitipkanku pada bibi?” tak sadar garpu dan sebdok yang ditanganku terjatuh dari genggamanku.
“kau benar, kudengar ibumu yang telah selingkuh di belakag ayahmu slama ini, jadi aku membencimu dan memperlakukanmu sangat keras yang semestinya tidak kulakukan, tapi barusan aku melihat ayahmu menikahi perempuan lain yang ternyata adalah sahabat ibumu sendiri, merekalah yang slama ini selingkuh, bukan ibumu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,”
“kumohon hentikan…………………………… mereka tidak mungkin bercerai, aku tidak percaya, aku tidak percaya!” aku katakutan dan menutup telingaku lalu pergi meninggalkan meja makan menuju kamarku.
Sejak kapan bibi merahasiakan ini dari ku, 
“yuriko, buka pintunya bibi mohon , “
Keesokan paginya aku berangkat sekolah pagi sekali, tak ada orang disekolah itu, aku berlari menuju gedung paling atas dan menangis sekeras kerasnya disana, dengan begitu aku bsa lega dengan masalah yang kuhadapi saat ini, pemandangan disini sangat indah, saying alau dilewatkan begitu saja.
“disini kau rupanya, aku tadi menyusulmu ternyata kau berangkat pagi sekali”
“ukata, kau tahu aku disini?” ukata menghampiriku dan duduk disebelahku.
“ryuzen yang memberitahuku kalau kau ada disini, ssejak kapan kau sudah ditempat ini?”
“pukul 5 pagi, siapa ryuzen?”
“kau gila, pukul 5 pagi kau bilang, ………………………….. emh………. Seharusnya kau bilang padaku biar kita berangkat bersama, eh ngomong2 kau tidak tahu ryuzen? Dia itu pemuda paling tampan dan cool disekolah kita, padahal dia sekelas dengan kita, banyak yang mengidolakannya, termasuk aku, sikapnya yang dingin membuatku semakin penasaran dengannya?”
“kau sangat menyukainya ukata?”
“aku sangaaaaaaaat menyukainya, tapi jangan bilang siapa2 tentang ini? Hanya kau yang kuberi tahu, ayo kita masuk kelas, hari ini ada hal baru yang akan aku tunjukkan padamu dan spektakuler”
Ukata menarik tanganku dan memasuki kelas seperti biasanya, kukira dia tak menyukai cowok itu karena sifatnya yang pendiam dan dingin kepada setiap orang. Jam pelajaran dimulai cowok itu belum juga menduduki kursinya, aku takut jika melihatnya nanti, karena kejadia kemaren sore. Tapi aku jadi khawatir dengannya, apa dia baik baik saja?
“yuriko, kau duduk tenang di bangku penonton, kau akan melihat aku menjadi chirs yang akan membuatmu bersorak, lagipula semangat ku ini akan ku tunjukkan pada ryu bahwa aku menyukainya, sampai ketemu di pertandingan basket nanti, aku tunggu kedatanganmu?”
Kau bilang ryu, bukannya dia hari ini sedang absen, apa dia memang sengaja tidak masuk kelas demi pertandingannya ini?, aku semakin penasaran dengan anak itu, siapa ryuzen itu
“hey kau murid baru?” Tanya seorang murid dan menghampiriku.
“apa kau ingin melihat pertandingan basket ryu, mana semangat yang akan kau berikan pada ryu?.....................kulihat kau tidak membawa poster atau cretan di wajahmu apa perlu kucorat coret?”spidol yang ada di tangannya mulai mendarat di wajahku
“apa yang sedang kau lakukan?”
“kazuya,?????   Kenapa kau membelanya” lalu anak itu langsung pergi saat dia membentaknya
“kau tidak papa kan?”
(tersenyum) “aku tidak papa, terima kasih. Apa kau akan bertanding basket dengan ryuzen?”
“aku capten tim basket ini? Banyak yang mengenalnya dan dia lebih terkenal di kalangan murid sini, tapi sebelumnya aku tak pernah melihatmu, apa kau murid baru?”
“i…………..iya, namaku yuriko amekari, kau bisa memanggilku yuriko”
“namaku inaka kazuya, kau boleh memanggilku siapa saja”
“hah……………”
“maksutku inaka boleh kazuya juga boleh, ,,,,,,,,,,,,, emh kalau tidak keberatan aku boleh minta nomor hp mu ame?”
Ame, baru kali ini ada oraang yang memanggilku ame “oh ya, bo…..boleh ini” memberikan hpku padanya
“seusai pertandingan aku akan menelfonmu, ………………………….. kutunggu jawabanmu. Aku suka ramutbut coklatmu” setelah ia memujiku dengan rambut ini dia langsung pergi kepertandingan, dan sepertinya seragam basket itu sangat cocok dikenakannya dengan badannya yang sixpek itu. Terima kasih kazuya.
“kalian akrab sekali, padahal baru kenal?”
Suara itu tak asing ditelingaku, langkahnya semakin dekat dan dia bebicara tepat di ditelinga kananku “………………………………………………………..”
“semoga kau …………………………….oh tidak, aku tidak boleh mendoakanmu baik, semoga dia tidak merasan tamparan mu” tangannya mulai melingkari di sekitar leherku, dan menjatuhkan kepalanya di pundakku.
“…………………………. Kau menyukainya?”
“bukan urusanmu”
“baru kali ini ada yang mengancamku, beraninya kau mengancamku,” dia semakin dekat, karena hembusan nafasnya sangat terasa jelas di leherku, apa mungkin dia akan mencium leherku, kalau sampai itu terjadi, aku takakn segan segan memukulnya dengan keras,
“owh, saatnya aku pergi, maaf telah membuatmu marasa deg degan dengan sikapku tadi, ternyata kau menyukaiku. Terima kasih jawabannya” di punggungnya tertlis ryuzen izuka,  jadi cowok itu yang bernama ryu, dia melakukan hal barusan hanya untukk memastikan apa aku suka padanya,
Pertandingan berlangsung, aku bingung harus datang kesana atau tidak, jika aku tidak kesana maka ukata pasti sangat membenciku, jika aku datang ryu mengira aku peduli adanya, aku datang bukan untuk ryu melainkan untuk ukata dan kazuya.
Saat aku memasuku pertandingan itu, sangat meriah dan ramai skali, aku melihat pertunjukan ukata dari bangku belakang sendiri, kuharap dia melihatku. Tapi apa, ryu mengetahuiku dan dan melihatku dengan mata birunya. Aku langsung pergi dari pertandingan itu dan mengemas tasku untuk segera pergi dari sekolah, tadinya aku ingin pergi, tapi ketika melihat bola basket barada di lapangan luar, membuatku ingin memainkannya, apa salahnya untuk mencoba, sudah lama aku tidak bermain basket semenjak aku pindah kesekolah ini, berjam jam aku bermain basket aku mendengar suara kaki yang banyak dan pergi meninggalan sekolah, para murid berhamburan keluar karena pertandingan basket sudah usai. Kemudian aku melepas jas seragam sekolah, saat aku menaruh itu hpku bordering, aku segera mengankatnya,” hallo…………………………..kazuya ada apa?........................ akan ku usahakan, ………………….. aku akan mengirim pesan mengenai alamat rumahku…………………… “
Kazuya mengajakku makan malam bersamanya nanti malam, dia akan menjemputku nanti, sebaiknya aku segera pulang, tapi aku harus mengirim pesan padanya, aku mengambil kacamata minusku dari tas dan mengirim pesan untuknya……………………. Setelah pesan itu sampai di handphonenya aku bergegas pulang. Tapi setelah aku berbalik, aku melihat ryu berada didepanku, tanpa memakai seragam basketnya,  “bertandinglah denganku, jika kau menang kau boleh keluar, tapi jika aku menang ……………….. kau tetap disini”
“apa kau gila, apa maumu dariku, bukankah banyak orang yang menyukaimu disana, mengapa kau memilih gadis sepertiku yang bahkan tak menyukaimu sama sekali”
“kau bohong, mari kita bertanding saja, bukankah malam ini kau akan dinner dengan kazuya?”
“jika itu maumu, aku akan melakukannya” hujan mulai turun seperti waktu itu, tapi tak membuatku untuk menghentikan permainan ini, jam menunjukkan pukul 5 sore, dan angkaku lebih unggul darinya
“waktu sudah habis, saatnya aku pulang!”
Ryu memasukkan bolanya ke ringku , “hasilnya sama!, jadi impas, kau lumayan hebat dalam basket, (perlahan dia mendekat padaku) aku ingin tahu seberapa tangguhnya kau!”
Aku mulai merasa tubuhku menggigil apalagi saat ini tubuhku barada menempel di ring basket miliknya, tubuhnya diguyuri hujan, dam membuat kacamataku tidak jelas melihat wajahnya yang semakin dekat, ryu membuang kacamataku dan mendekatkan badanku padanya, dia memegang pinggulku dan perlahan menarik pelan wajahku,” jangan pergi, aku tak suka kau dekat dengannya,……………” aku hanya bisa mendengar suaranya, mataku tak jelas melihat wajahnya karena turunnya hujan jatuh di wajahku.
“apa urusnku dengan kazuya, kau bukan siapaku, jadi kau tak berhak melarangku”
“………………..(cup)……..” ciuman itu mendarat. Pegangannya semakin kuat sehingga aku tak mampu mendorongnya untuk menjauh, tanganku berada di dadanya yang bidang, itu berlangsung lama, semakin dia menarikku dan semakin erat juga pegangannya serta ciumannya padaku, aku tak bisa berbuat apa apa, tubuh ryu tak sesixpk kazuya, tapi tubuhnya yang lumayan bidang dapat menutupi tubuhku yang kecil, ciuman ini tak akan berhenti sebelum aku yang mengakhirinya, terpaksa aku menggiit mulut bagian bawahnya dan akhirnya pegangannya mulai lemah, tapi tak lama dia melakukannya lagi lalu melepas ciuman itu dengan perlahan, aku memukul mukuli dadanya.
“aku mencintaimu, saat kau menampar wajahku saat itu, kau menyadarkanku banyak hal (memeluku) aku hanya ingin mencintaimu dan memilkimu,”
Tiba tiba air mataku jatuh saat dia memelukku dan mengatakan perasaanya, perlahan aku melingkarkan tanganku ke tubuhnya. “akan ku antar kau pulang,”
Ketika ryu mengantarku pulang, sebuah mobil berkelas terparkir didepan rumh, sebelum aku masuk ke dalam rumah, ryu mengecup dahiku, “jaketmu akan aku kembalikan besok, tapi jika kau menginginkan sekarang aku bisa mengambilnya”
“tidak perlu, kecupan tadi sudah lebih hangat dari pda jaketku, aku pulang dan sepertinya kazuya sudah menunggumu, kuharap kau mengingat kataku tadi, masuklah aku takut kau sakit”
“jaga dirimu!”
“kau juga!” tanpa membalas senyuman ryuzen aku masuk kedalam rumah,kazuya yang sedari tadi menungguku terkujut melihatku basah kuyup, bibi memberikan handuk ke tubuhku dan menyuruhku segera mandi air hangat karena kazuya sudah menungguku sejak tadi, bibi mengizinkanku untuk dinner bersamanya.
Setelah selesai , aku berngkat dinner dengan kazuya, “maaf sudah membuatmu menunggu sangat lama!”
“itu tidak masalah, kau menebusnya dengan ini, kau cantik sekali ame”
“terima kasih, kau baik sekali”
Kazuya mebawaku ketempat yang sangat mewah, dan disana dia juga mengajakku berdansa, dan hampirsaja dia menciumku. Tapi aku memalingkan wajahku darinya, “sebaiknya kita segera pulang”
“jika itu maumu, sebaiknya aku segera menurutinya”
Saat diperjalanan pulang “ada yang ingin kubicarakan mengenai perasaanku. Dengan keadaanmu yang sedari tadi tidk tersenyum sama sekali, kau pasti tak akan menerimaku, tapi aku akan menunggumu sampaikapan pun”   
“maaf tidak memberimu apapun!”
Membukakan pintu mobil, “ini semua sudah lebih dari cukup buatku…………………….(aku keluar dari mobilnya)………………..yuriko lihat ini!” dia membuat wajahnya melakukan ekspresi yang sangat lucu, membuat siapa saja pasti tertawa melihatnya.
“ha ha ha ha J bagaimana bisa kau membuat ekspresi seperti itu?”
“itu sepele, sekarang aku bisa melihatmu tertawa lagi. Kumohon jangan seperti tadi lagi, wajahmu yang manis akan lebih manis lagi bila kau tersenyum”
“terima kasih banyak, kuharap aku tak melupakan mala mini”
Kazuya pulang dengan senang, meskipun malam ini tidak seperti yang diinginkannya, maaf kazuya, aku akan mencoba menyukaimu meskipun hatiku melawannya.
Keesokan paginya, bibi menyiapkan sarapan di meja, “sang putri sudah bangun, makanan sudah bibi siapkan, bibi berangkat dulu”
“bibi, tunggu (aku memeluk bibi sebelum berangkat kerja) semoga hari ini hari yang menyenangkan untuk bibi”
“tentu sayang, kalau gitu bibi berangkat dulu”
 Sebaiknya aku harus segera bersiap siap untuk pergi kesekolah, seperti biasa aku dan ukata pergi keselah bersama, kami bercerita, bercanda, tertawa, dan bernyanyi lagu kesukaan kami, itu yang selalu kami lakukan setiap berangka kesekolah sambil menunggu bus sekolah kami. Di bus aku bertemu guru kia, tuben sekali guru kia menaiki bus ini?
“guru kia, ?” tanyaku terkejut
“hai anak anak, ibu hari ini mulai membiasakan meniaki bus sekolah, karena mobil ibu mogok tadi mlam, mohon bantuannya?”
Aku dan ukata berbagi kursi dengan guru kia, selain cantik dan ramah guru kia pandai melawak, membuat perut kami yak kuasa menahan kulucuan yang ibi kia ceritakan. Akhirnya kami tiba di sekolah. Hari ini, ukata ada pertandingan tennis, jadi dia tidak mengikuti pelajaran. Tidak banyak dari kelasku yang mengikuti eskul tennis, mungkin hanya 5 orang saja, di hari pertamaku jadian dengan ryuzen biasa saja, sebab kami merahasiakan hubungan ini, lagipula aku tidak mau jadibahan pembicaraan murid murid sekolah ini, setiap pulang sekolah aku dan ryuzen bertemu, di tepat saat kami berciuman pertama kali. Terkadang ryuzen mencoba menggodaku dengan rayuannya, dan hampir saja dia menciumku untuk kedua kalinya, tentu saja aku segara menyingkir dan mencubit pipinya. Terkadang ryuzen menanyakan soal atau pelajaran yang dia belum faham, aku menjelaskannya dengan posisi ryu dibelakangku dan menaruh dagunya di pundakku. Di sela waktu dia pernah mencium pipiku, itu hadiah karena membuatnya faham dengan pelajaran yang membuatnya slit. Aku merasa selama aku berhubungan dengan ryu, hidupku seperti banyak berbohong, tapi saat di sekolah kami tidak saling sapa maupun bertatap muka. Seperti orang asing, tpi rasa cinta ini kami balas di belakang sekolah nanti, dan paling membuatku tidak tega saat ukata menceritakan cowok idamannya padaku, aku merasa orang yang paling kejam,yang mencoba membunuh perasaan sahabatku sendiri. Ukata maafkan aku.
Hari berganti bulan dan bulan akan berganti tahun dimana ujian kelulusan menghampiri kami, dimana kami disibukkan dengan berbagai soal yang akan kami jumpai, tapi tak membuatku untuk jauh dari ryu, kami semakin dekat dan rasanya tak ingin waktu begitu cepat berlalu. Sampai saatnya tiba kami siap menghadapi ujian itu, kuharap ryu bisa menjawab soal soal itu dengan teliti dan benar.
Setelah melewati masa kritis atau berjuang demi lulusnya kami, akhirnya tibalah babak penentuan dimana kertas yang kepsek baca adalah orang yang lulus ujian
“perhatian untuk murid kelas XII, berikut ini adalah siswa dan siswi yang lulus ujian:……….”
Kepsek mulai membacakannya, dan untuk urutan pertama namaku yang disebutkan, kemudian disusul ukata dan seterusnya, semoga aku mendengar panggilan ryuzen.”jika ryuzen lulus aku akan mengatakan perasaanku padanya, tak peduli apa jawabanya, yang jelas aku sudah mengatakan yang selama ini aku pendam, bagaimana yuriko?”
“……………………………….. ya, kau akan mengatakan padanya” aku bingung harus jawab apa, aku tidak mau melukai perasaannya yang sangat baik sekali padaku.
Aku harus melakukan sesuatu, tak lama nama ryuzen disebu oleh kepsek, syukurlah kalau begitu, tapi aku sudah janji padanya jika dia lulus, aku akan menciumnya. Aku menelfon ryu untuk bertemu di tempat biasanya, tapi kali ini tanpa menunggu murid pulang, “ukata aku harus ke toilet, tidak akan lama, sekalian kau menunggu ryu lewat untuk mengatakan perasaanmu padanya”
“tentu saja, jangan lama lama, aku akan mengatakannya denganmu nanti”
Langkahku sempat berhenti setelah mendengar ucapan ukata tadi, tapi aku melanjutkan kembali langkahku menuju tempat yang harus ku datangi. Aku berlari hingga sampai ke tempat tujuan, disana ryu sudah menugguku, “kau ………………….. tumben lama sekali” ryu langsung memelukku, sepetinya dia senang sekali “terima kasih, berkat kau aku lulus,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,”
“tidak, ini semua berkat kerja kerasmu untuk belajar dengan keras…………………… ada yang ingin aku katakana padamu” melepaskan pelukan ryu
“ku harap kau tidak melupakan janjimu……………… aku sudah siap”
Aku berjalan pela mendekati ryu, “aku…………………… aku……….. aku ingin mengakhiri hubungan kita” sebelum ryu bertanya aku mecium mulutnya, aku tahu ini membuatmu banyak pertanyaan, kenapa aku tiba tiba melakukan ini, sebenarnya hatiku tidak menginginkan ini, tapi aku harus melakukannya, lalu melepasnya dengan pelan, kemudian meninggalkannya . biarkan aku yang merasakan sakit ini asalkan sahabatku tidak akan merasakan sakit ini.
Aku berlari dengan air mata yang berjatuhan, aku tidak melihat jalan yang kulewati, tak sengaja aku menabrak orang yang ada didepanku, aku menangis tanpa henti di pelican orang yang barusan kutabrak.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Aku baru sadar orang kutabrak barusan adalah kazuya “kenapa kau menangis?”
Aku segera mengusap air mataku, aku dan kazuya duduk di samping taman sekolah “aku tak apa?”
“ada yang kau sembunyikan, ceritalah padaku, jika kau tak cerita jangan salahkan aku agar kau menceritakannya”
“sungguh aku taka pa, terima kasih banyak, maaf membuat seragammu basah, aku harus menemui ukata, dia udah menungguku sejak tadi?”
Yakuza memegang tanganku “sejak kapan kalian………………………”
Aku terkejut, apa yang akan dia lakukan padaku.
“berhubungan tanpa sepengetahuan kami, ,,,,,,……………………. “
Apa jangan jangan dia tahu masalah hubunganku dengan ryu?
“cepat katakan, sejak kapan!”
“aku sudah tidak ada hubungan dengannya lagi, karena kami barusan telah mengahirinya”
“kau bohong, lalu kenapa kau menciumnya”
“janji tetaplah janji, yang kau lihat barusan adalah terakhirkalinya aku berhubungan dengan ryu, aku harus pergi”
Ukata engomeliku karena aku membuat menunggunya lama, aku menyembunyikan mata bengkakku dari ukata, “eh sepertinya itu ryuzen, ayo kita harus kesana”ukata menarik tnganku dan menghampiri ryuzen, “aduh……………….”
“kau tidak apa yuriko?..................... wah matmu bengkak ya?”
“sering terjadi, mungkin aku krang hati hati saat di toilet tadi?” aku tersenyum pada ukata agar dia tidak terlalu khawatir padaku. “bukankah kau haarus menemui ryu?”
“oh iya, ryuzennnnnnnnnnnnnnnnnnnn,”
“bahkan kau tak perlu memanggilnya kemari?”
Kebetulan ryuzen akan berjalan mendekati parkiran motor miliknya, dimana aku dan ukata duduk tepat di samping motornya “hy ryu, boleh bicara sebentar”
Ryu menatapku, aku segera memalingkan wajahku darinya, “aku menyukaimu sejak pertamakali kita bertemu, terserah ka mau menjawab atau tidak, yang jelas aku sudah menyampaikan perasaanku padamu, jawabanmu bisa ku tebak, kau paasti……”
“aku menerimamu, sekarang kita resmi pacaran, malam ini sudah kupersiapkan untuk kencan pertama kita sekaligus merayakan kelulusan, ak akan menjemputmu jam 7 nanti, (menaiki motornya dan memasang helmnyaa) ajak juga temanmu, karena seluruh teman sekelas kita akan datang,dan akan ku tunjukkan tempat yang sangat indah untukmu” ryu mengendarai motornya
“aku tak percaya dia akan menerimaku, aku orang yang sangat beruntung, aku sudah tidak sabar menghadiri pesta itu, yuriko………………. Ba…………………….ada apa? Apa kau sakit?”
“aku tidak tahu, tiba tiba aku merasa sangat pusing…………………………..” pandanganku buram dan aku merasa kepalaku sangat berat………………… aku melhat bayangan ukata yang kebingungan dan,,,,,,,,,,,,,,
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Saat aku sadar aku sudah ada di rumah sakit, “yakuza, dia sudah sadar? Mana kacamatanya?”
“yakuza? Ukata? Bibi? Kenapa kalian disini?”
Bibi menjelaskan apa yang trjadi padaku, aku mempunyai mata cylinder, aku tidak boleh memikirkan halyang berat berat, aku sedih mendengar itu, aku pulang diantar yakuza, kemudian ia menjemputku untuk menghadiri pesta dirumah ryuzen, bibiku mengantarku ke depan rumah “tolong jaga yuriko?”
“siap!” jawab yakuza, lalu membukakan pintu mobilnya untukku
Sampainya di rumah ryu, yakua menggandeng tangan kananku, “aku tak memaksamu menyukaiku……………… aku hanya ingin kau tetap disisiku” aku memegang erat tangan yakuza, yakuza tersenyum dan melanjtkan langkah kami untuk masuk ke rumah ryuzen. Disana aku melihat sahabatku dengan pacar barunya, ukata sangat senang sekali sepertinya berada di samping ryu, “pandangan itu akan sangat menyakitkan, ayo ikut aku, dimana pandangan akan sangat indah” yakuza membawaku ke tempat kolam renang dan duduk di kursi ayunan, dia menceritakan kisah lucu padaku, dan membuatku tertawa karenanya,” aku harus pergi sebentar, kau jagan kemana mana?” yakuza membawa kacamataku entah kemana “yakuza kembalikan, aku tidak bisa melihat dengan jelas” aku turu dari ayunan mencoba mencari yakuza, aku melepas sepatu higheel ku agar aku bisa merasakan lantainya, angin mulai berhembus kencang, tiba tiba seseorang memelukku dari belakang, “yakuza, syukurlah kau cepat kembali, aku takut, aku tidak melihat jelas di sekitar ini, terima kasih banyak kau memberiku banyak harapan, dan aku mencoba memaksa hatiku untuk hati yang baru yang akan selalu membuatku tertawa” aku mengusar rambut yakuza, tapi rambut ini agak berbeda, apa dia mengubah rambutnya?
“kau tak perlu memaksakan hatimu untuk orang lain bila kau masih menyukaiku, aku iri dengan ukata mempunyai sahabat sepertimu, aku tidak bisa mebuatmu lebih menderita lagi, aku tak sanggup melakukan itu padamu, sekarang kita tak perlulagi menyembinyikan hubungan ini lagi”
“bagaimana dengan……………”
“kakaku menyukai sahabatmu, meraka baru menyatakan perasaan mereka malam ini, (membalikkan badanku, dan tangannya menarik tubuhku dan memasangkan kacamataku) ……………………… aku tidak bisa melupakanmu, apalagi saat kau menangisiku”
“ryuzen,………………… kenapa kau melakukan ini?”
“jawabannya karena aku mencintaimu, maukah kau menikah denganku?” ryuzen menciumku seperti saat itu, dimana aku menempel di ring basket. Kali ini aku mengiyakan lamarannya, kami melanjutkan sekolah kami  di perguruan tinggi Tokyo,  

Tentu saja status kami adalah suami istri, kalian tahu ternyata yakuza adalah kakak kandung ryuzen, mereka sengaja merahasiakan ini dari sekolah, saat malam pertama kami di ranjan, ryuzen lumayan ganas loh, tahu sendiri kan gimana dia saat berciuman pertama kali denganku, tidak perlu di bayangkan, yang jelas tidak jauh beda dari itu, kami tidak perlu merahasiakan hubungan ini pada siapapun, bagaimana dengan orang tuaku, mereka menjalani hidup mereka masing masing, yang jelas mereka selalu mengirimkanku uang, dari pihak ayah maupun ibu. Mereka sama sama selingkuh, aku tak mau mewarisi sifat mereka, karena kini aku sudah merasa senang dan bahagia disamping orang yang kucintai, yah.. meskipun itu agak memaksaku…. “sayang, cepatlah kesini dan jangan lupa matikan lampunya !”teriak suamiku yang sedari tadi menungguku di ranjang kesukaannya “ya, aku segera datanng, ”. berlari menuju ryu dan memeluknya “baguslah kalau begitu (membuka baju yuriko) Hey………..! sudahlah ini rahasia kami”ucap ryuzen sebari menutup gorden cendela .
THE END


Read More ->>

Kamis, 04 Februari 2016

fanfiction naruhina



PEMBERIAN HOKAGE
setelah peperangan yang mengubah banyak perubahan, serta shinobi muda yang kuat terus berkembang pesat hingga tahun mulai berganti tahun akan terus tumbuh menjadi penerus clan masing-masing. Tepat di hari ini serta di jam ini juga Naruto dinobatkan sebagai HOKAGE ke-7, penduduk desa mengenali pahlawan yang selama ini selalu mereka remehkan dan mencamppakkannya. Dunia sedang melihatmu Naruto, pasti Ayah dan Ibumu bangga melihatmu disana, Aku yakin itu. (batin seorang gadis berambut panjang yang selama ini mengagumi naruto).
“Hinata, kemarilah. Mari kita berfoto bersama……………………..” teriak seseorang yang berambut pirang berwarna pink memanggil Hinata dan  menyuruhnya menghampiri teman seperjuangannya.
Dengan senyum manis hinata menjawab dan menghampiri mereka. Pojok samping kanan serta rambut yang memang dibiarkan terurai sangat terlihat jelas sifat polos yang dimiliki hinata, tak seperti biasanya, hinata selalu bersemangat ketika melihat naruto berhasil menjadi apa yang diinginkannya selama ini, ada yang sedang difikirkannya, membuat teman disampingnya merasakan kekhawatiran yang dialami hinata.
“kenapa melamun? Bukankah disini ada naruto? Sekarang kau tidak perlu mencemaskannya lagi Hinata?” sapa ten-ten sambil memukul pundak hinata.
“o…….oh….o..o iy…….iya, kau benar, kau benar sekali” jawab hinata terbata-bata kaget karena pukulan ten-ten yang tiba-tiba.
Tidak, bukan itu yang hinata fikirkan, wajahnya tidak melihatkan ekspresi begitu, sebenarnya apa yang sedang difikirkannya? Ten-ten terus memerhatikan Hinata yang penasaran dengan sikap sahabatnya itu. Seusai hari perayaan naruto menjadi hokage tanpa pamit hinata langsung pergi dengan sangat cepat dan terburu-buru, kecuali ten-ten yang membuntutinya dari belakang.
Berbeda dengan yang satu ini, dia sedang bahagia dengan impiannya yang diraihnya saat ini, “andai saja ayah dan ibu ada disini, ……………………… guru petapa genit, aku berhasil menjadi penerus ayahku. Masukan sejarah ini pada bukumu ya” tetesan air mata terus mengalir dari mata biru milik naruto,dia menangis bahagia sambil membayangkan orang-orang yang sangat berarti baginya. Teman-teman naruto perlahan mulai berpamitan utuk kembali kerumahnya masing-masing hingga tersisa sasuke yang sedang tidur direruputan hijau sambil menikmati hembusan angin yang lewat.
“aku bodoh, kenapa aku harus merusak suasana indah ini……………” gumam sasuke
“itachi, aku berhasil membawa adikmu pulang, …………………… bahagialah disana, titip orang tuaku ya” sambil merobohkan tubuhnya direrumputan tepat sasuke tidur.
“apa aku melakukan hal yang benar?........................ kurasa aku belum cukup untuk menebus semua kerusakan yang selama ini kuperbuat” jelas sasuke
Taburan tawa menemani mereka yang sedang merasakan orang yang sangat berarti untuk hidup mereka.  Naruto dan sasuke adalah ninja yang memiliki kasamaan perasaan yang rindu kasih saying dari orangtua mereka, dan sangat beruntunnglah bagi mereka yang hingga kini orantua masih ada disampingnya. 2 minggu berlalu…………….
Tok-tok-tok (suara pintu yang sedang diketuk oleh seseorang dibalik pintu) “siapa?” Tanya hokage naruto yang sedang melihat hasil perkembangan desa.
“ini aku, sai…………….”
Tanpa basa-basi lagi naruto menyuruhnya masuk “masuklah, …………. !”
“aku menemukan ini didepan pintumu, apa ini paket mu hokage?” Tanya sai sambil memberikan bungkusan itu pada naruto
“apa itu (mengambil dan membukanya) wah……………. Ini kan ramen, kebetulan aku sangat lapar sekali? Tapi aku tidak memesan ini?,,,,,,,, ah sudahlah , aku sangat berterima kasih pada orang yang mengirim makanan ini” naruto segara melahapnya karena sudah tak tahan dengan aroma makanan yang disukainya.
“tapi….? Dasar naruto selalu begitu, kau tidak berubah sama sekali……………………..kedatanganku kemari hanya menyampaikan ini untukmu, aku menggambar sebuah tempat yang harus kau datangi” pinta sai memberikan sebuah gulungan pada naruto.
“apa hanya ini?” jawab naruto santai sambil memakan ramennya.
“sebenarnya pribadi, ……………….. (sai berjalan mendekati naruto dan bersik ditelinganya) jangan sampai kau seperti hokage ke-5, cepatlah cari pendampingmu” dengan senyumnya dia lansung pergi membuat cengong naruto dan berhenti memakan ramennya.tapi tak lama dia melanjutkan makannya.>
>>>>>>>>>>>>> 
“waktu itu kau bisa lari dan mengecohku, tapi untuk kali ini itu tak kubiarkan hinata! (memegang erat tangan hinata) apa kau akan pergi kesana lagi, tidak kubiarkan kau sering mengunjungi desa lain” tegas ten-ten.
Mata lavender hinata mulai mengeluarkan air dan  ten-ten langsung memeluknya, “akan ku tunjukan sesuatu padamu, ……………………..kuharap kau tak ceritakan ini pada siapapun” melepas pelukan setelah menangis cukup lama di pundak ten-ten
FLASH BACK>>>>>>>>>>>>>
Ten-ten mengikuti hinata tanpa hinata ketahui, sebuah ranting yang dihinggapi ten-ten patah dan itu terdengar jelas oleh hinata, ten-ten kebingungan dan segara bersembunyi, tapi ketika keluar dari persembunyian, hinata sudah tidak ada di pandangannya. Setelah itu dia mencoba mencari hinata semampunya, bayangan hinata mulai kelihatan, tanpa berpikir panjang ten-ten mengikuti arah bayangan hinata yang barbalik arah dari sebelumnya.
“tidak mungkin………………….. kenapa kembali kegerbang konoha?................ ternyata dia mengecohku, hinata!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak ten-ten.
Flash back selesai>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Hinata membawa ten-ten ke tempat desa lain, dimana tak ada seorangpun yang tau tentang ini, di sebuah hutan yang tidak lagi ditempati masyarakat, bahkan takut untuk menempatinya.
“tempat apa ini hinata?” ten-ten mulai ketakutan.
Gelap tanpa cahaya sama sekali, karena mereka melewati lorong goa yang ditutupi oleh banyak tumbuhan jalar, setelah hinata membuka goa itu, ten-ten baru sadar bahwa ada surga di balik goa yang seram tadi,
“wah…………(kagum) indah sekali disini, ………………………………….apa Selama ini kau menyembunyikan keindahan ini dari kami?” sambil berkeliling melihat bunga yang menutupi tanah sekitar nya, apalagi ditanbah bunga yang bermekaran setiap hari serta berbagai warna bunga ada di tempat itu,
“ayo ikut aku, masih ada yang harus ku tunjukkan padamu!” hinata menyeret tangan ten-ten dan masuk ke sebuah gubuk rumah kecil yang tak jauh dari situ. Kemudian hinata membuka pintu, ternyata kekokohan rumah kecil ini di kuatkan oleh tumbuhan bunga jalar di dindingnya, betapa senangnya ten-ten melihat keindahan yang sebelumnya belum pernah ia temui sepanjang hidupnya.
“kenapa kau baru menunjukkannya padaku sekarang hinata?”
Hinata menjawab dengan senyuman, tak lama kemudian seseorang datang dari balik pintu, ten-ten dan hinata langsung menoleh ke orang tersebut dan………………………..
“kau!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!............................”
Ten-ten langsung mengeluarkan kunai untuk melindungi hinata.
“tetaplah disampingku hinata?” tegas ten-ten
Keadaan menjadi sunyi seketika…………………………..
“kuharap ini untuk terakhirkalinya!”
Setelah ia mengcapkan kalimatnya, ia langsung pergi secepat kilat, hinata menundukkan kepalanya dan merasa sangat bersalah.
“bukankah itu uciha obito?.................. kenapa dia ada disini? Dan dia masih hidup?” desak ten-ten pada hinata.
“…………………………………a….a..aku bisa menjelaskan itu, tapi…………hanya kita berdua yang tahu” hinata melangkah keluar dan menarik tangan ten-ten agar ikut bersamanya.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Sementara itu naruto sibuk memikirkan perkataan sai, serta tempat yang digambar oleh sai,
“dimana ini?..................... apa maksutnya?” naruto terus memikirkannya sambil memakan ramen itu, setelah berfikir cukup lama, akhirnya ide yang difikirannya timbul ,,,,,,,TING!!”aku tahu harus kemana?” suara naruto mengagetkan sikamaru yang sedang serius membaca tepat di sebelah naruto.
Naruto menyuruh seseorang mengantar gambaran itu pada kiba.
Sementara itu hinata menjelaskan apa yang sebenarnya pada ten-ten, saat itu dia menemukan obito terkapar parah di dalam rumah kecil itu, darah yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Pada saat itu hinata tanpa pandang bulu dia segera menyelamatkannya dan membersihkan darah yang ada di seluruh tubuhnya, meminta obat-obatan pada ninja medis yang ada di konoha, setiap hari ia membawanya kesini untuk mengobati luka obito, sampai-sampai hinata menyangka kalau obito sudah tidak terselamatkan lagi, hampir saja dia mengubur obito hidup-hidup, disitulah obito mengenal hinata dan disitulah hinata dapat menceritakan kepribadiannya serta mengatakan idolanya pada obito. Hinata tak mungkin membawa obito kedesa konoha, apa lagi kedesa lain.
“owh , jadi begitu ceritanya, untung saja hatimu sagat lembut hinata? Mungkin kalau sakura, sudah dihajar habis-habisan!” jelas ten-ten tanpa sadar membuat hinata merenung lagi. saat ten-ten baru menyadarinya, ten-ten langsung minta maaf pada hinata.
“aku sering melihatmu membawa sayuran dalam jumlah yang lumayan banyak? Apa kau membawanya kesini juga hinata?”
“i…………………iya, …………………lagi pula obito sangat menyukai makanan buatanku, katanya mirip sekali dengan makanan buatan rin sahabatnya”
“rin?   Siapa rin?”
“aku tidak tahu, yang jelas dia sangat menyukai orang yang bernama rin”
Sebenarnya obito ingin sekali bertemu dengan sahabatnya kakashi sensei, tapi setelah ia fikir-fikir, guru kakashi tak mungkin mau bertemu lagi dengannya karena perbuatan keji yang dilakukannya.
>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Keesokan harinya, tumben cuaca hari ini sangat mendung, tak secerah biasanya, naruto memakai jubah hokagenya . tiba-tiba saat membuka pintu rumahnya, seseorang muncul tiba-tiba dan menyerang naruto dengan cidorinya, lalu naruto melayani jurus itu dengan rasenggan. Duoorrrrrrrrrr…………. Mereka langsung berpelukan, siapa lagi yang punya jurus itu kalau bukan uciha sasuke.
“sudah lama sekali kau pergi, apa kau tak merindukanku?”
“tentu saja tidak” meskipun sasuke berbicara seperti itu padahal pelukan sasuke sangat erat membuat naruto sulit bernapas.
Naruto dan sasuke duduk diranjang naruto, mereka saling tukar fikiran pengalaman mereka masing-masing, apalagi naruto sangat terkejut mendengar sasuke mulai membuka hatinya untuk sakura. Sasuke sempat bertanya mengenai istri naruto.
“aku masih belum punya istri, entahlah aku masih bingung”
“apa kau masih menyukai sakura naruto?”
“tentu saja tidak, aku tidak tahu rasa itu tiba-tiba hilang saat aku mulai mengingat seseorang di kepalaku”
“siapa dya?” tanaya sasuke penasaran
“ah sudahlah, aku harus berangkat ke tempatku, ada banyak pekerjaan yang menungguku”
Sasuke meneruskan perjuangan kakaknya.
>>>>>>>>>>>>>>>.
Seperti biasa hinata memasak kesukaan naruto dan segera mengantarnya ke tempat hokage, kali ini hinata memberikan menu special, saat pergi mengantar makanan itu hinata bertemu dengan rocklee yang sedang membawa pesan untuk hokage dari desa kirigakure.
“kau mau kemana hinata?” sambil melihat-lihat yang sedang hinata bawa.
“mau mengantar ini, (lee mulai mendekati bekal bungkusan itu dan mencium aroma yang sangat enak) ada apa?”
“enak sekali sepertinya, kau akan mengirinya kemana?”
“i………………..ini untuk seseorang, apa lee menginginkannya juga? Aku akan membuatkannya untukmu nanti”
“sungguh! Hinata akan membuatkannya untukku juga!” lee sangat senang sambil memegang bekal itu, tanpa ia sadari lee memegang tangan yang memegang bekal makanannya  hinata, dari arah kejauhan naruto melihat itu dari jendela tempat ia duduk, dia tidak tinggal diam melihat kemesraan lee dengan hinata, saat naruto keluar jendela niatnya ingin merusak kesenangan itu, “kenapa aku melakukan ini, lagi pula siapa yang peduli” naruto kembali memasuki ruangannya, tapi saat ia melirik ketempat itu, posisi lee sudah seperti orang yang mencium hinata. “JANGAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriak naruto. membuat hinata dan lee menoleh kearah suara itu, seluruh penduduk desa bahkan menoleh kearahnya. Wajah hinata mulai terlihat merah , hinata memberikan bungkusan itu pada lee dan menyuruhnya untuk memberikannya pada naruto, hinata berlari entah kemana.
“bagaimana punyaku, ?” tak ada jawaban dari hinata karena sudah terlalu jauh.
Setelah itu lee melambaikan tangannya pada naruto yang sedang berdiri terdiam melihat kearahnya. Naruto bingung dengan tingkahlakunya hari ini, jadi dia terlihat sinis pada lee dan menggaruk kepala belakangnya.
Sampainya lee di ruangan hokage naruto/////////////////
  “ini untukmu, dan ini untukmu juga?”
“,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, untukku, “
“baiklah tugasku sudah selesai, kuharap kau menghabiskannya, sampai jumpa”
Makanan ini lagi, aromanya tak berubah seperti makanan yang biasa kumakan, apa slama ini lee yang membuatkannya untukku, tapi,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,(membayangkan lee memasak) ah itu tidak mungkin sekali, apa lagi syal merah itu, aku harus segera mencaritahunya. Batin naruto,
Malamnya naruto pergi kerumah lee, disana lee dan ten-ten sedang makan malam
“hey naruto, kemarilah mari kita makan bersama” ajak lee
Naruto kaget mencium aroma makanan ini, dia segera menghampirinya “apa kau yang memasak ini tenten?”
Tenten terkejut dengan pertanyaan naruto yang tiba tiba, membuat lee tertawa jadi
“apa, ten ten masak? Ha ha ha ha…………………………………” duuuoookkkkkk
Pukulan tenten mengenai kepala lee
“pergilah ke dapur jika kau ingin tahu siapa yang memasak makanan ini, hey lee kau mau lari kemana, urusan kita belum selesai” ten ten mengejar lee yang sedang lari keluar rumah karena ejekan lee membuat tenten sangat marah.
Naruto menuju ke dapur, dia melihat seorang perempuan memakai celemek dan rambut lurusnya terurai indah panjang,
“apa kau yang memasak makanan ini,?” Tanya naruto sambil mendekati gadis itu.
Wanita itu menodong pisau tepat di wajah naruto, dan memberhentikan langkahnya mendekati wanita itu”aku hanya ingin tahu kau?”
Saat gadis itu ingin lari dia tersandung dan jatuhlah secara bersamaan, disitu naruto bisa melihat jelas wanita itu yang tak lain adalah
“hinata?
Wajah hinata sangat merah dan sangat lucu menandingi merahnya tomato, hinata bergegas berdiri dan segera keluar dari rumah lee, hinata terus berlari sampai-sampai naruto tak bisa mengejarnya, membuat lee dan ten ten bengong melihat hinata dan naruto saling kejar-kejaran.
“jangan berhenti naruto, kejarlah hinata “ teriak lee
“iya, dia sangat menyukaimu” sambung tenten
“gampang saja, bukannya hinata sangat menyukai naruto dari dulu?.....................hey lee kemari kau urusan kita harus diselesaikan”
“tunggu, sampai kapan kita akan seperti ini, bagaimana kalau kita baikan”
“kau benar juga, baikan”
Naruto tak menyerah dia terus mengejar hinata hingga keluar gerbang konoha, dan sang penerang pun mulai kelihatan sinarnya, hinata belum juga ketemu. Kemana naruto harus mencari hinata? Sebagai asistennya sikamaru mengerjakan tugas hokage yang menumpuk, karena seharian naruto tak kunjung datang.
“hey, sikamaru, kemana hokage?” Tanya kiba yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
“aku tidak tahu, sedari tadi pagi hingga sekarang dia belum datang juga, biasanya kalau tidak mau datang ke sini dia selalu meberitahuku alasannya” jawab sikamaru sambil menulis berkas kerja hokage.
“aku hanya memberikan ini padanya, dan kukira tempat ini hanya ada dalam mimpinya?” menaruh sebuah gulungan di atas meja,
Sikamaru membuka gulungan itu, tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka sangat keras, mengagetkan sikamaru dan kiba, “hay,,,,,,,naruto!” sapa sakura dan ino
“ada apa kalian kemari, hokage sedang tidak ada” menaruh tangan di sebelah pipi kanannya, dengan gaya malasnya ala sikamaru.
“maaf ya, eh kbtulan ada sikamaru, lihat siapa yang kami bawa!” ino dan sakura mempersilahkan seseorang masuk ke ruangan itu, yang tak asing lagi bagi sikamaru.
“kau?................................(terkajut melihat kekasihnya tiba dari misi desanya)……………… mengapa tidak mengabariku dulu”
Bruuaaakkkkkk “hey ,,,,,,,,,, apakah kalian melihat hinata?” Tanya tenten
“dasar  tenten, kan ada pintu disini. Jangan mengagetkan kami begitu!”  spontan sakura memarahi kebiasaan ten ten yang datang tiba tiba dan mengagetkannya.
“bukankah kau tadi sama dengannya” sahut sikamaru sambil melipat tangannya.
“hah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, kenapa tempat ini ada di gambaran ini, dari mana kalian mendapatkannya?” melihat gulungan di meja yang tadi dibuka oleh sikamaru.
“apa kau tahu tempat ini tenten?” Tanya kiba mendekati tenten
Tentu saja tenten tahu tempat itu, karna tempat itu yang pernah ia kunjungi bersama hinata, kemudian tenten kiba sakura serta ino pergi mencari tempat itu, sikamaru menemani temari yang baru datang, karena sudah lama tak jumpa. Belum lama keluar dari ruangan terlihat dari kejauhan sasuke dan sai barada di kedai ramen milik iciraku, spontan sakura dan ino menghampirinya, otomatis melupakan tempat yang akan mereka datangi. “bagaimana denganmu tenten, apa hari ini kau akan pergi dengan lee?”
 “dia orang yang sibuk bahkan tak ada watu buat kami untuk berkencan, “ keluh tenten memalingkan wajahnya dari kiba.
“aku kenal lee, dia sangat menyayangimu? Mungkin dia masih malu mengatakannya padamu”
“terimakasih, mri kita mempercepat langkah kita”
Kiba dan ten ten mempercepat langkah mereka , sementara itu di tengah hutan naruto bertemu dengan musuh bebuyutannya, uciha obito “,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, kau apakan hinata?”
Naruto mendengar obito mengkhawatirkan seorang hinata darimana dia kenal hinata? Apa dia menyukai hinata?
Obito bertarung dengan naruto hingga tengah malam,tak sekuat obito dulu saat pertarungannya dengan naruto, hingga pada saat itu obito mendekati ajalnya, dia memberi pesan pada naruto dan menyuruhnya untuk menjaga hinata dengan baik,
Keesokan paginya hinata membawakan makanan kesukaan obito, dan tak lupa membawakan makanan yang akan diantarkan untuk hoage setelah melihat keadaan obito. Hinata terkejut melihat orang ain yang ada di depannya
“na..naruto, kenapa kau ada disini…………………”
Naruto mendekati hinata yang ada di depan pintu “(memeluk hinata dan menutup pintu itu) sampai kapan kau akan lari dariku hinata?” hinata tak bisa berkata apa apa melihat naruto dengan poposinya sekarang. “aku janji tak akan melepaskanmu begitu saja,  aku sangat mencintaimu hinata, aku tidak mau kau pergi jauh dariku (semakin erat naruto memeluk hinata) katakan kalau kau juga begitu padaku”
Hinata melepas pelukan naruto, “………………………………. Kau harus segera diobati, lukamu lumayan parah naruto” membalikkan badannya
Naruto membuka bajunya, dan menunjukkan pada hinata, luka yang ia miliki sangat banyak di tubuhnya, “aku tidak akan mengobati luka ini, …………………… dan aku juga sudah berjanji pada rang tuaku bahwa aku akan segera menyusul me…………………………” sebelum naruto melanjutkan bicaranya hinata barbalik dan membungkam mulu naruto dengan tangan hinata,
“…………………….(wajah hinata mulai memerah karena berdekatan dengan naruto) ……………………. “ dan mendorongnya ke dinding. Hinata tak dapat mengucapkan apa-apa, lalu melepaskan tangannya dari mulut naruto,dan dia terkejut melihat syal yang ia buat meliliti tubuh naruto.
“ha ha ha ha ha ha ha…………., kau barani juga” ejek naruto,
“kenapa ?................ se,,,,,,,,,, sejak kapan kau memakai itu?”
“saat syal ini dikirim padaku bersama ramen pertamaku, karena cuaca sangat dingin, jadi aku melilitkan syal ini di tubuhku setiap hari,”
Hinata menjauh dan membalikkan badannya lagi, dia merasa bersalah telah salah faham pada naruto, ia mengira nauto membuang syal merah itu. Perlahan tangan naruto melilit ke tubuh hinata, memeluknya dari belakang.
“(membalikkan tubuh hinata dan perlahan mengangkat wajahnya,) kau manis sekali, apalagi pipimu saat merah” bisik naruto,hinata memejamkan matanya dia mengira naruto akan menciumnya. Karena merasa dipermainkan oleh naruto, hinata menjatuhkan bawaannya dan menarik kepala naruto, akhirnya ciuman itu terjadi berkat hinata, keadaan bebalik arah, naruto terkejut dengan perlakuan hinata yang sudah berani melakukannya, kemudian hinata melepaskannya dan membuka kedua matanya. Sementara naruto terbelalak merasakannya.
“……………………………………. Hinata, aku……………… tidak merasakan apapun”
“……………………mmm,,,,,, sudahlah, anggap ini tak pernah terjadi” hinata melepas tangannya dari wajah naruto dan pergi darinya.
“(memegang tangan hinata, menariknya kembali ) apa kau sudah lupa, aku tak akan membiarkanmu begitu saja”
“kau mau apa?”
Naruto membuka resleting celananya, membuat hinata tak berani melihatnya “apa kau takut untuk melihat ini, mari kita lakukan sekarang”
“apa kau sudah …………………..”
“kau saja berani menciumku, kenapa aku tidak berani melakukan ini pdamu, bukalah matamu!” perlahan naruto menurunkan celananya
“naruto, kumhon pasang kembali celanamu”
“wah ternyata kau melihatnya, berarti gerbang kedua siap dibuka” naruto mencoba membuat hinata ketkutan
“naru…………………………………………” ciuman panjang dari naruto akhirnya tersampaikan juga.
“wah, so swit banget ya kiba mereka berdua, andai saja lee seperti naruto, pasti aku akan melakukannya juga”
“yang ada kau malah melakukannya pada lee!”
“dasar kau kiba……………….” Sedari tadi tenten dan kiba mengintip kemesraan nauto dan hinata dari atap rumah dengan membuat lubang kecil untuk menguntitnya. Setelah itu naruto berhasil membawa hiata pulang dan menyampaikan pesan terakhir dari obito untuk hinata, tak lupa hinata memberikan sebuah surat untuk guru kakashi dari obito.
Kabar mulai beredar, pernikahan hokage akan dilaksanakan besok, paginya naruto masih bertugas seperti biasanya dan hinata membawakan makanan seperti biasanya pada naruto.
“hinata, tumben kau lama sekali mengantar makanannya?” Tanya sikamaru saat keluar dari ruangan hokage
“aku membuatkan ini untukmu juga, ini makanlah (memberikannya pada sikamaru) ku harap kau menghabiskannya, jika kau mau nambah, masuklah, kebetulan aku membuat banyak hari ini”
“terimakasih banyak, kebetuln aku lapar sekali hari ini”
Hinata membuka pintu “maaf hokage, hari ini agak lama, ini makanlah”
“akhirnya datang juga, mari kita makan bersama” seperti biasanya, naruto makan sangat lahap sekali, membuat hinata kenyang melihatnya makan. Hinata hanya tersenyum saat naruto makan.
“ini minumnya”
Setelah kenyang naruto melihat hinata masih belum memakan makanannya, “kenapa masih utuh?”
“apa naruto kurang, ambil saja punyaku. Aku sudah makan tadi sebelum berangkat kesini,”
“……………………………. Baiklah kalau begitu, m………………..m kemarilah sebentar, ini apa bacanya?”
“sini biar aku lihat”
“ajari aku, kau yang kemari”
Hinata mendekati naruto spontan naruto menarik tubuh hinata dan duduk di pangkuannya, ternyata trik yang kesekian kalinya untuk mendapatkan ciuman sdah sering naruto gunakan setiap hari, hinata takut untuk melakukan di ruangan terbuka seperti ini, tapi keadaan ruangan itu sedang sepi, apa lagi yag hinata takutkan.

 


“kau hampir melakukannya setiap hari, untuk hari ini kita break dulu ya?”
Naruto tetap memaksa hinata, dan tidak memperbolehkan hinata pergi, tiba-tiba sikamaru datang melihat aksi naruto yang sedang melakukan ciuman yang kesekian kalinya dengan hinata.
“dasar hokage, padahal mereka akan menikah besok. Tidak sabaran”
Langkah sikamaru menghentikan ciuman naruto,
“kenapa berhenti, aku sudah sering melihat itu, bahkan hampir setiap harinya kalian melakukan itu tanpa kalian ketahui, aku hanya mengambil ramen ini, kebetulan istriku juga makan disini bersamaku, hinata aku akan ambil ini”
“ambillah, kalau kau………………………” dasar naruto, belum selesai hinata bicara dia melanjutkannya kerjannya yang terhenti barusan.
Keesokan harinya mereka menikah,
Mempunyai anak bold dan adik perempuannya himawari
Dan menjalani kehidupan kami dengan sangat bahagia
 andai saja ayah da ibu melihat cucunya, pasti seperti ini
 disela-sela itu himawari bertanya pada ayahnya, “siapa yang pertama kali ayah cium” naruto yang mendengar anaknya menanyakan hal itu tersedak saat makan.
Tentu saja siapa lagi kalau bukan ibumu
 
Dialah orang yang aku cintai dan takkan pernah kulepaskan . jawab naruto sambil mengusar rambut himawari, hinata yang mendengar itu tersenyum senang, sedangkan bold sedang sekolah bersama temannya. Akupun juga begitu naruto.
 
Dan begitulah cerita ayah serta ibuku, sampai ketemu di ceritaku nanti ya, kak bold juga pastinya.
BY: ONTEESING_AZZ622FUNCLUBNARUTO
Read More ->>

Mengenai Saya

Diberdayakan oleh Blogger.