Jumat, 08 April 2016

Ai no sonzai



Memasak, mencuci, menjemur dan membersihkan rumah adalah tugas yang harus kulakukan, ibu dan ayah menitipkanku pada bibi dari ayah, dia mendidikku sangat keras, hampir seluruh pekerjaan orang dewasa aku yang melakukannya, selama 10 th aku bersama bibiku, aku memanggilnya bibi uruki,  dia sibuk dengan kerjanya, padahal ayah dan ibuku sering mengirimkan uang untukku, tapi uang itu tidak sampai di tanganku, selalu saja diambil oleh bibi uruki. Sekarang usiaku  18 th, aku sekolah di sma otoshima, dimana biayanya bisa dibilang lumyan mahal, aku sekolah disini karena bibiku yang memasukkanku, jadi ayah dan ibu bisa mengirimkan uang lebih utukku sekolah.
“yuriko!........................” teriak seseorang meanggilku dari depan rumah, aku membalas dengan senyuman dam melambaikan tangan padanya.
Aku dan bibiku baru pindah dari tempat tinggal kami sebelunya, ukata adalah anak pertamakali yang ku kenal, dia sering bermain diepan rumahku dan menyapaku, terkadang dia menyempatkan mampir ke rumahku, pdahal kami baru kenal 2 hari, serasa dia sangat mengenalku, hari ini aku akan sekolah di tempatnya, jadi pertemanan kami semakin dekat sepeti lem.
Saat pertama kali melangkahkan kaki di sma ini, aku merasa seperti hidup kembali, suasana disini sangat berbeda dari suasana rumahku, aku diantar ukata keruang guru, ternyata biaya dan pembayaran lain sudah terlunasi oleh bibiku sebelum aku didaftarkan kesini, syukurlah kalau begitu, dibalik sifat kerasnya ternyata dia mempunyai perasaan lembut.
Ukata pergi meninggalkanku dan membiarkan aku berada di ruangan guru itu bersama guru yang akan mengajarnya sebentar lagi akan memasuki kelasnya,
Guru kia adalah guru matematika dan guru tercantik di sekolah ini, apalagi umurnya masih dibilang sangat muda untuk menjadi seorang guru, aku mengikutinya dari belakang, suasana kelas sangat ramai, tapi setelah guru kia datang, berubah menjadi sepi seketika
“kita kedatangan murid baru, sekarang perkenalkan dirimu” pinta guru kia sambil menyilahkan tangannya untukku melangkah maju untuk memperkenalkan diri.
Terlihat ukata dari bangku nomor 2 selah kanan “(terseyum) namaku yuriko amekari, kalian bisa memanggilku yuriko, aku pindahan dari sekolah kagayaki. Mohon bantuannya” menundukkan badan
“sekarang kau boleh duduk selagi bangku kosong,”
Tak ada sorakan maupun sapaan untukku, apa aku salah dengan perkataanku barusan, saat berjalan menuju kursi kosong aku terjatuh akibat kaki seseorang yang sengaja membuatku jatuh, disitulah tertawa dan hal memalukan yang kulakukan untuk pertama kalinya, tapi aku segera berduri dan merapikan kembali bajuku dari debu yang barusan kusapu. Ukata menghampiriku dan membantuku membersihkan debu yang menempel di seragam baru.
“terima kasih ukata!” sambil tersenyum
“hal itu sering terjadi disini, jadi kau harus hatihati dengan murid disini, dan jangan percaya pada siapapun pada orang yang tidak kau kenal” bisik ukata di telinga kiriku.
“aku mengerti” balasku tegas.
“apa kau tidak papa murid baru?”
“ak tidak papa bu, “
Suasana menjadi tenang kembali dan aku duduk di kursi paling belakang, aku melihat kearah kiriku, seorang cowok yang sangat tampan dan sepertinya dia pendiam, dia sempat melirikku saat aku memperkenalkan diri, tak lama dia menoleh kearah jendela sampingnya, hingga sekarang dia tetap tidak bergerak dari pandangannya kea rah jendela itu, hembusan angin membuat rambutnya bergerak kesana kemari menambah pesona yangia miiki semakin terlihat jelas.
Seharian disekolah aku terus bersama ukata, jalan jalan mengelilingi sekolah dan memberitahuku ruangan ruangan yang ada di sekolah itu, aku sangat senang diajaknya, tapi ketika pulang sekolah kami harus berpisah karena ukata ada eskul yang harus dia hadiri, ukata dikenal anak teraktif di sekolahnya, hampir semua kegiatan dia lakukan, tak heran dia mempunyai banyak teman dan fans club tersendiri, selain cantik dan pintar ukata gadis yang ramah pada siapapun.
Hari itu sangat gelap, apa hari ini badai akan datang, sebaiknya aku harus mempercepat langkahku, saat aku sampai di depan gerbang sekolah hjan mulai turun dan membasahi seragam sekolahku, aku bergegas kembali ke sokolah, ku harap hujan akan segera reda, satu persatu murid mulai di jemput sopirnya masing masing, dan aku juga melihat ukata di jemput oleh ibunya lalu memasuki mobil. Andaisaja ibu menyusulku kemari, tapi itu angatlh tidak mungkin, aku kedinginan dan tak ada orang yang menjemputku. Aku duduk di dalam kelas, aku duduk di dekat jendela supaya bisa melihat saat bibiku datang. Angi serta petir mulai datang, membuatku untuk menutup jendela  dan berbalik untuk tidak melihat jendela lagi, ……………………………… aku terkejut meliat ternyata ada orang yang sedang melihat kearahku dari tadi.
“a…apa kau belum di jemput?”
“…………………………….. wanita itu tidak akan datang kemari hanya untuk menjemputku,”
Aku dibingungkan oleh perkaaannya, apa maksutnya wanita itu, apa mungkin ibunya? “maksutmu, ibumu?”
“dia akan menikah dengan pria lain lalu melupakanku sebagai anaknya”
“kau tidak boleh berkata seperti itu, karena dia telah membesarkanmu!” tegasku padanya
Dia mulai melangkah mendekatiku “tau apa kau tentangku?”
Matanya yang biru sangat indah bila melihat sedekat ini, kuakui dia memang paling tampan di sekolah ini “ kau sangat beruntung bisa merasakan kaih saying dari ibumu, sejak aku masih kecil aku selalu di tingalpergi oleh orang tuaku, dan merekatidak pernah datang, kasih sayag mereka bagiku sangt berarti meskipun hanya sedetik”tubuhnya yang tinggi, aku hanya sampai ke pundaknya, kepalaku agak keatas untuk melihat kewajahnya.
“aku berharap mereka seperti orang tuamu, pergi dan tidak pernah kembali, kalau perlu tadak usah kembali lagi”
“(plak)” tangan ku melayang di wajahnya, aku sudah tidak tahan dengan cara bicaranya yang sombong itu, hujan mulai reda, saatnya bagiku untuk pulang.tapi tanganku diraihnya, ia memasangkan jaketnya di tubuhku. Kemudian menyuruhku pulang. Perasaan apa yang kumiliki, jangan jangan aku mulai suka dengannya, itu tidak mungkin, aku sadar aku siapa? Dan dia tidak akan pernah menyukaiku apalagi saat aku menamparnya barusan.
“aku pulang” bibi langsung memelukku dan sangat mengkhawatirkanku, aku terkejut melihat bibi uruki yang sikapnya berubah  drastic.
“bibi mina maaf slama ini telah salah menilaimu, bii sangat keras sekali padamu slama ini, tolng maafkan bibimu ini” menangis dan mau mencium kakiku
“jangan lakukan itu, yuriko mohon, “
“kau gadis yang baik yuriko, seharusnya kuceritakan dari awal yang sebenarnya”
“maksut bibi?”
“sebaiknya kau mandi dulu, sudah bibi siapkan air hangat untukmu. Setelah mandi baru bibi akan menceritakannya padamu” mendorongku masuk ke dalam rumah. Apa yang bibi rahasiakan dariku slama ini, mengenai sikapnya barusan padaku, aneh sekali.
Selesai mandi bibi menyiapkan makan malamnya, padahal pekerjaan itu seharusnya aku yang melakukannya, bibi menyuruhku makan,
“bibi yang memasaknya?”
“tentu saja, apa kau suka yuriko?”
“aku sangat menyukainya, oh iya katanya bibi mau cerita mengenai rahasia sesungguhnya?”
“,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,seharusnya aku tak memperlakukanmu sebagai pembantu di rumahmu sendiri, ini adalah rumahmu dan disinilah orang  tuamu memanjakanmu saat umurmu 2 th, kemudian mereka menitipkanmu padaku, bukan alas an kerja, melainkan mereka memilih hidupnya masing masing”
“maksut bibi mereka bercerai  dan menitipkanku pada bibi?” tak sadar garpu dan sebdok yang ditanganku terjatuh dari genggamanku.
“kau benar, kudengar ibumu yang telah selingkuh di belakag ayahmu slama ini, jadi aku membencimu dan memperlakukanmu sangat keras yang semestinya tidak kulakukan, tapi barusan aku melihat ayahmu menikahi perempuan lain yang ternyata adalah sahabat ibumu sendiri, merekalah yang slama ini selingkuh, bukan ibumu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,”
“kumohon hentikan…………………………… mereka tidak mungkin bercerai, aku tidak percaya, aku tidak percaya!” aku katakutan dan menutup telingaku lalu pergi meninggalkan meja makan menuju kamarku.
Sejak kapan bibi merahasiakan ini dari ku, 
“yuriko, buka pintunya bibi mohon , “
Keesokan paginya aku berangkat sekolah pagi sekali, tak ada orang disekolah itu, aku berlari menuju gedung paling atas dan menangis sekeras kerasnya disana, dengan begitu aku bsa lega dengan masalah yang kuhadapi saat ini, pemandangan disini sangat indah, saying alau dilewatkan begitu saja.
“disini kau rupanya, aku tadi menyusulmu ternyata kau berangkat pagi sekali”
“ukata, kau tahu aku disini?” ukata menghampiriku dan duduk disebelahku.
“ryuzen yang memberitahuku kalau kau ada disini, ssejak kapan kau sudah ditempat ini?”
“pukul 5 pagi, siapa ryuzen?”
“kau gila, pukul 5 pagi kau bilang, ………………………….. emh………. Seharusnya kau bilang padaku biar kita berangkat bersama, eh ngomong2 kau tidak tahu ryuzen? Dia itu pemuda paling tampan dan cool disekolah kita, padahal dia sekelas dengan kita, banyak yang mengidolakannya, termasuk aku, sikapnya yang dingin membuatku semakin penasaran dengannya?”
“kau sangat menyukainya ukata?”
“aku sangaaaaaaaat menyukainya, tapi jangan bilang siapa2 tentang ini? Hanya kau yang kuberi tahu, ayo kita masuk kelas, hari ini ada hal baru yang akan aku tunjukkan padamu dan spektakuler”
Ukata menarik tanganku dan memasuki kelas seperti biasanya, kukira dia tak menyukai cowok itu karena sifatnya yang pendiam dan dingin kepada setiap orang. Jam pelajaran dimulai cowok itu belum juga menduduki kursinya, aku takut jika melihatnya nanti, karena kejadia kemaren sore. Tapi aku jadi khawatir dengannya, apa dia baik baik saja?
“yuriko, kau duduk tenang di bangku penonton, kau akan melihat aku menjadi chirs yang akan membuatmu bersorak, lagipula semangat ku ini akan ku tunjukkan pada ryu bahwa aku menyukainya, sampai ketemu di pertandingan basket nanti, aku tunggu kedatanganmu?”
Kau bilang ryu, bukannya dia hari ini sedang absen, apa dia memang sengaja tidak masuk kelas demi pertandingannya ini?, aku semakin penasaran dengan anak itu, siapa ryuzen itu
“hey kau murid baru?” Tanya seorang murid dan menghampiriku.
“apa kau ingin melihat pertandingan basket ryu, mana semangat yang akan kau berikan pada ryu?.....................kulihat kau tidak membawa poster atau cretan di wajahmu apa perlu kucorat coret?”spidol yang ada di tangannya mulai mendarat di wajahku
“apa yang sedang kau lakukan?”
“kazuya,?????   Kenapa kau membelanya” lalu anak itu langsung pergi saat dia membentaknya
“kau tidak papa kan?”
(tersenyum) “aku tidak papa, terima kasih. Apa kau akan bertanding basket dengan ryuzen?”
“aku capten tim basket ini? Banyak yang mengenalnya dan dia lebih terkenal di kalangan murid sini, tapi sebelumnya aku tak pernah melihatmu, apa kau murid baru?”
“i…………..iya, namaku yuriko amekari, kau bisa memanggilku yuriko”
“namaku inaka kazuya, kau boleh memanggilku siapa saja”
“hah……………”
“maksutku inaka boleh kazuya juga boleh, ,,,,,,,,,,,,, emh kalau tidak keberatan aku boleh minta nomor hp mu ame?”
Ame, baru kali ini ada oraang yang memanggilku ame “oh ya, bo…..boleh ini” memberikan hpku padanya
“seusai pertandingan aku akan menelfonmu, ………………………….. kutunggu jawabanmu. Aku suka ramutbut coklatmu” setelah ia memujiku dengan rambut ini dia langsung pergi kepertandingan, dan sepertinya seragam basket itu sangat cocok dikenakannya dengan badannya yang sixpek itu. Terima kasih kazuya.
“kalian akrab sekali, padahal baru kenal?”
Suara itu tak asing ditelingaku, langkahnya semakin dekat dan dia bebicara tepat di ditelinga kananku “………………………………………………………..”
“semoga kau …………………………….oh tidak, aku tidak boleh mendoakanmu baik, semoga dia tidak merasan tamparan mu” tangannya mulai melingkari di sekitar leherku, dan menjatuhkan kepalanya di pundakku.
“…………………………. Kau menyukainya?”
“bukan urusanmu”
“baru kali ini ada yang mengancamku, beraninya kau mengancamku,” dia semakin dekat, karena hembusan nafasnya sangat terasa jelas di leherku, apa mungkin dia akan mencium leherku, kalau sampai itu terjadi, aku takakn segan segan memukulnya dengan keras,
“owh, saatnya aku pergi, maaf telah membuatmu marasa deg degan dengan sikapku tadi, ternyata kau menyukaiku. Terima kasih jawabannya” di punggungnya tertlis ryuzen izuka,  jadi cowok itu yang bernama ryu, dia melakukan hal barusan hanya untukk memastikan apa aku suka padanya,
Pertandingan berlangsung, aku bingung harus datang kesana atau tidak, jika aku tidak kesana maka ukata pasti sangat membenciku, jika aku datang ryu mengira aku peduli adanya, aku datang bukan untuk ryu melainkan untuk ukata dan kazuya.
Saat aku memasuku pertandingan itu, sangat meriah dan ramai skali, aku melihat pertunjukan ukata dari bangku belakang sendiri, kuharap dia melihatku. Tapi apa, ryu mengetahuiku dan dan melihatku dengan mata birunya. Aku langsung pergi dari pertandingan itu dan mengemas tasku untuk segera pergi dari sekolah, tadinya aku ingin pergi, tapi ketika melihat bola basket barada di lapangan luar, membuatku ingin memainkannya, apa salahnya untuk mencoba, sudah lama aku tidak bermain basket semenjak aku pindah kesekolah ini, berjam jam aku bermain basket aku mendengar suara kaki yang banyak dan pergi meninggalan sekolah, para murid berhamburan keluar karena pertandingan basket sudah usai. Kemudian aku melepas jas seragam sekolah, saat aku menaruh itu hpku bordering, aku segera mengankatnya,” hallo…………………………..kazuya ada apa?........................ akan ku usahakan, ………………….. aku akan mengirim pesan mengenai alamat rumahku…………………… “
Kazuya mengajakku makan malam bersamanya nanti malam, dia akan menjemputku nanti, sebaiknya aku segera pulang, tapi aku harus mengirim pesan padanya, aku mengambil kacamata minusku dari tas dan mengirim pesan untuknya……………………. Setelah pesan itu sampai di handphonenya aku bergegas pulang. Tapi setelah aku berbalik, aku melihat ryu berada didepanku, tanpa memakai seragam basketnya,  “bertandinglah denganku, jika kau menang kau boleh keluar, tapi jika aku menang ……………….. kau tetap disini”
“apa kau gila, apa maumu dariku, bukankah banyak orang yang menyukaimu disana, mengapa kau memilih gadis sepertiku yang bahkan tak menyukaimu sama sekali”
“kau bohong, mari kita bertanding saja, bukankah malam ini kau akan dinner dengan kazuya?”
“jika itu maumu, aku akan melakukannya” hujan mulai turun seperti waktu itu, tapi tak membuatku untuk menghentikan permainan ini, jam menunjukkan pukul 5 sore, dan angkaku lebih unggul darinya
“waktu sudah habis, saatnya aku pulang!”
Ryu memasukkan bolanya ke ringku , “hasilnya sama!, jadi impas, kau lumayan hebat dalam basket, (perlahan dia mendekat padaku) aku ingin tahu seberapa tangguhnya kau!”
Aku mulai merasa tubuhku menggigil apalagi saat ini tubuhku barada menempel di ring basket miliknya, tubuhnya diguyuri hujan, dam membuat kacamataku tidak jelas melihat wajahnya yang semakin dekat, ryu membuang kacamataku dan mendekatkan badanku padanya, dia memegang pinggulku dan perlahan menarik pelan wajahku,” jangan pergi, aku tak suka kau dekat dengannya,……………” aku hanya bisa mendengar suaranya, mataku tak jelas melihat wajahnya karena turunnya hujan jatuh di wajahku.
“apa urusnku dengan kazuya, kau bukan siapaku, jadi kau tak berhak melarangku”
“………………..(cup)……..” ciuman itu mendarat. Pegangannya semakin kuat sehingga aku tak mampu mendorongnya untuk menjauh, tanganku berada di dadanya yang bidang, itu berlangsung lama, semakin dia menarikku dan semakin erat juga pegangannya serta ciumannya padaku, aku tak bisa berbuat apa apa, tubuh ryu tak sesixpk kazuya, tapi tubuhnya yang lumayan bidang dapat menutupi tubuhku yang kecil, ciuman ini tak akan berhenti sebelum aku yang mengakhirinya, terpaksa aku menggiit mulut bagian bawahnya dan akhirnya pegangannya mulai lemah, tapi tak lama dia melakukannya lagi lalu melepas ciuman itu dengan perlahan, aku memukul mukuli dadanya.
“aku mencintaimu, saat kau menampar wajahku saat itu, kau menyadarkanku banyak hal (memeluku) aku hanya ingin mencintaimu dan memilkimu,”
Tiba tiba air mataku jatuh saat dia memelukku dan mengatakan perasaanya, perlahan aku melingkarkan tanganku ke tubuhnya. “akan ku antar kau pulang,”
Ketika ryu mengantarku pulang, sebuah mobil berkelas terparkir didepan rumh, sebelum aku masuk ke dalam rumah, ryu mengecup dahiku, “jaketmu akan aku kembalikan besok, tapi jika kau menginginkan sekarang aku bisa mengambilnya”
“tidak perlu, kecupan tadi sudah lebih hangat dari pda jaketku, aku pulang dan sepertinya kazuya sudah menunggumu, kuharap kau mengingat kataku tadi, masuklah aku takut kau sakit”
“jaga dirimu!”
“kau juga!” tanpa membalas senyuman ryuzen aku masuk kedalam rumah,kazuya yang sedari tadi menungguku terkujut melihatku basah kuyup, bibi memberikan handuk ke tubuhku dan menyuruhku segera mandi air hangat karena kazuya sudah menungguku sejak tadi, bibi mengizinkanku untuk dinner bersamanya.
Setelah selesai , aku berngkat dinner dengan kazuya, “maaf sudah membuatmu menunggu sangat lama!”
“itu tidak masalah, kau menebusnya dengan ini, kau cantik sekali ame”
“terima kasih, kau baik sekali”
Kazuya mebawaku ketempat yang sangat mewah, dan disana dia juga mengajakku berdansa, dan hampirsaja dia menciumku. Tapi aku memalingkan wajahku darinya, “sebaiknya kita segera pulang”
“jika itu maumu, sebaiknya aku segera menurutinya”
Saat diperjalanan pulang “ada yang ingin kubicarakan mengenai perasaanku. Dengan keadaanmu yang sedari tadi tidk tersenyum sama sekali, kau pasti tak akan menerimaku, tapi aku akan menunggumu sampaikapan pun”   
“maaf tidak memberimu apapun!”
Membukakan pintu mobil, “ini semua sudah lebih dari cukup buatku…………………….(aku keluar dari mobilnya)………………..yuriko lihat ini!” dia membuat wajahnya melakukan ekspresi yang sangat lucu, membuat siapa saja pasti tertawa melihatnya.
“ha ha ha ha J bagaimana bisa kau membuat ekspresi seperti itu?”
“itu sepele, sekarang aku bisa melihatmu tertawa lagi. Kumohon jangan seperti tadi lagi, wajahmu yang manis akan lebih manis lagi bila kau tersenyum”
“terima kasih banyak, kuharap aku tak melupakan mala mini”
Kazuya pulang dengan senang, meskipun malam ini tidak seperti yang diinginkannya, maaf kazuya, aku akan mencoba menyukaimu meskipun hatiku melawannya.
Keesokan paginya, bibi menyiapkan sarapan di meja, “sang putri sudah bangun, makanan sudah bibi siapkan, bibi berangkat dulu”
“bibi, tunggu (aku memeluk bibi sebelum berangkat kerja) semoga hari ini hari yang menyenangkan untuk bibi”
“tentu sayang, kalau gitu bibi berangkat dulu”
 Sebaiknya aku harus segera bersiap siap untuk pergi kesekolah, seperti biasa aku dan ukata pergi keselah bersama, kami bercerita, bercanda, tertawa, dan bernyanyi lagu kesukaan kami, itu yang selalu kami lakukan setiap berangka kesekolah sambil menunggu bus sekolah kami. Di bus aku bertemu guru kia, tuben sekali guru kia menaiki bus ini?
“guru kia, ?” tanyaku terkejut
“hai anak anak, ibu hari ini mulai membiasakan meniaki bus sekolah, karena mobil ibu mogok tadi mlam, mohon bantuannya?”
Aku dan ukata berbagi kursi dengan guru kia, selain cantik dan ramah guru kia pandai melawak, membuat perut kami yak kuasa menahan kulucuan yang ibi kia ceritakan. Akhirnya kami tiba di sekolah. Hari ini, ukata ada pertandingan tennis, jadi dia tidak mengikuti pelajaran. Tidak banyak dari kelasku yang mengikuti eskul tennis, mungkin hanya 5 orang saja, di hari pertamaku jadian dengan ryuzen biasa saja, sebab kami merahasiakan hubungan ini, lagipula aku tidak mau jadibahan pembicaraan murid murid sekolah ini, setiap pulang sekolah aku dan ryuzen bertemu, di tepat saat kami berciuman pertama kali. Terkadang ryuzen mencoba menggodaku dengan rayuannya, dan hampir saja dia menciumku untuk kedua kalinya, tentu saja aku segara menyingkir dan mencubit pipinya. Terkadang ryuzen menanyakan soal atau pelajaran yang dia belum faham, aku menjelaskannya dengan posisi ryu dibelakangku dan menaruh dagunya di pundakku. Di sela waktu dia pernah mencium pipiku, itu hadiah karena membuatnya faham dengan pelajaran yang membuatnya slit. Aku merasa selama aku berhubungan dengan ryu, hidupku seperti banyak berbohong, tapi saat di sekolah kami tidak saling sapa maupun bertatap muka. Seperti orang asing, tpi rasa cinta ini kami balas di belakang sekolah nanti, dan paling membuatku tidak tega saat ukata menceritakan cowok idamannya padaku, aku merasa orang yang paling kejam,yang mencoba membunuh perasaan sahabatku sendiri. Ukata maafkan aku.
Hari berganti bulan dan bulan akan berganti tahun dimana ujian kelulusan menghampiri kami, dimana kami disibukkan dengan berbagai soal yang akan kami jumpai, tapi tak membuatku untuk jauh dari ryu, kami semakin dekat dan rasanya tak ingin waktu begitu cepat berlalu. Sampai saatnya tiba kami siap menghadapi ujian itu, kuharap ryu bisa menjawab soal soal itu dengan teliti dan benar.
Setelah melewati masa kritis atau berjuang demi lulusnya kami, akhirnya tibalah babak penentuan dimana kertas yang kepsek baca adalah orang yang lulus ujian
“perhatian untuk murid kelas XII, berikut ini adalah siswa dan siswi yang lulus ujian:……….”
Kepsek mulai membacakannya, dan untuk urutan pertama namaku yang disebutkan, kemudian disusul ukata dan seterusnya, semoga aku mendengar panggilan ryuzen.”jika ryuzen lulus aku akan mengatakan perasaanku padanya, tak peduli apa jawabanya, yang jelas aku sudah mengatakan yang selama ini aku pendam, bagaimana yuriko?”
“……………………………….. ya, kau akan mengatakan padanya” aku bingung harus jawab apa, aku tidak mau melukai perasaannya yang sangat baik sekali padaku.
Aku harus melakukan sesuatu, tak lama nama ryuzen disebu oleh kepsek, syukurlah kalau begitu, tapi aku sudah janji padanya jika dia lulus, aku akan menciumnya. Aku menelfon ryu untuk bertemu di tempat biasanya, tapi kali ini tanpa menunggu murid pulang, “ukata aku harus ke toilet, tidak akan lama, sekalian kau menunggu ryu lewat untuk mengatakan perasaanmu padanya”
“tentu saja, jangan lama lama, aku akan mengatakannya denganmu nanti”
Langkahku sempat berhenti setelah mendengar ucapan ukata tadi, tapi aku melanjutkan kembali langkahku menuju tempat yang harus ku datangi. Aku berlari hingga sampai ke tempat tujuan, disana ryu sudah menugguku, “kau ………………….. tumben lama sekali” ryu langsung memelukku, sepetinya dia senang sekali “terima kasih, berkat kau aku lulus,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,”
“tidak, ini semua berkat kerja kerasmu untuk belajar dengan keras…………………… ada yang ingin aku katakana padamu” melepaskan pelukan ryu
“ku harap kau tidak melupakan janjimu……………… aku sudah siap”
Aku berjalan pela mendekati ryu, “aku…………………… aku……….. aku ingin mengakhiri hubungan kita” sebelum ryu bertanya aku mecium mulutnya, aku tahu ini membuatmu banyak pertanyaan, kenapa aku tiba tiba melakukan ini, sebenarnya hatiku tidak menginginkan ini, tapi aku harus melakukannya, lalu melepasnya dengan pelan, kemudian meninggalkannya . biarkan aku yang merasakan sakit ini asalkan sahabatku tidak akan merasakan sakit ini.
Aku berlari dengan air mata yang berjatuhan, aku tidak melihat jalan yang kulewati, tak sengaja aku menabrak orang yang ada didepanku, aku menangis tanpa henti di pelican orang yang barusan kutabrak.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Aku baru sadar orang kutabrak barusan adalah kazuya “kenapa kau menangis?”
Aku segera mengusap air mataku, aku dan kazuya duduk di samping taman sekolah “aku tak apa?”
“ada yang kau sembunyikan, ceritalah padaku, jika kau tak cerita jangan salahkan aku agar kau menceritakannya”
“sungguh aku taka pa, terima kasih banyak, maaf membuat seragammu basah, aku harus menemui ukata, dia udah menungguku sejak tadi?”
Yakuza memegang tanganku “sejak kapan kalian………………………”
Aku terkejut, apa yang akan dia lakukan padaku.
“berhubungan tanpa sepengetahuan kami, ,,,,,,……………………. “
Apa jangan jangan dia tahu masalah hubunganku dengan ryu?
“cepat katakan, sejak kapan!”
“aku sudah tidak ada hubungan dengannya lagi, karena kami barusan telah mengahirinya”
“kau bohong, lalu kenapa kau menciumnya”
“janji tetaplah janji, yang kau lihat barusan adalah terakhirkalinya aku berhubungan dengan ryu, aku harus pergi”
Ukata engomeliku karena aku membuat menunggunya lama, aku menyembunyikan mata bengkakku dari ukata, “eh sepertinya itu ryuzen, ayo kita harus kesana”ukata menarik tnganku dan menghampiri ryuzen, “aduh……………….”
“kau tidak apa yuriko?..................... wah matmu bengkak ya?”
“sering terjadi, mungkin aku krang hati hati saat di toilet tadi?” aku tersenyum pada ukata agar dia tidak terlalu khawatir padaku. “bukankah kau haarus menemui ryu?”
“oh iya, ryuzennnnnnnnnnnnnnnnnnnn,”
“bahkan kau tak perlu memanggilnya kemari?”
Kebetulan ryuzen akan berjalan mendekati parkiran motor miliknya, dimana aku dan ukata duduk tepat di samping motornya “hy ryu, boleh bicara sebentar”
Ryu menatapku, aku segera memalingkan wajahku darinya, “aku menyukaimu sejak pertamakali kita bertemu, terserah ka mau menjawab atau tidak, yang jelas aku sudah menyampaikan perasaanku padamu, jawabanmu bisa ku tebak, kau paasti……”
“aku menerimamu, sekarang kita resmi pacaran, malam ini sudah kupersiapkan untuk kencan pertama kita sekaligus merayakan kelulusan, ak akan menjemputmu jam 7 nanti, (menaiki motornya dan memasang helmnyaa) ajak juga temanmu, karena seluruh teman sekelas kita akan datang,dan akan ku tunjukkan tempat yang sangat indah untukmu” ryu mengendarai motornya
“aku tak percaya dia akan menerimaku, aku orang yang sangat beruntung, aku sudah tidak sabar menghadiri pesta itu, yuriko………………. Ba…………………….ada apa? Apa kau sakit?”
“aku tidak tahu, tiba tiba aku merasa sangat pusing…………………………..” pandanganku buram dan aku merasa kepalaku sangat berat………………… aku melhat bayangan ukata yang kebingungan dan,,,,,,,,,,,,,,
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Saat aku sadar aku sudah ada di rumah sakit, “yakuza, dia sudah sadar? Mana kacamatanya?”
“yakuza? Ukata? Bibi? Kenapa kalian disini?”
Bibi menjelaskan apa yang trjadi padaku, aku mempunyai mata cylinder, aku tidak boleh memikirkan halyang berat berat, aku sedih mendengar itu, aku pulang diantar yakuza, kemudian ia menjemputku untuk menghadiri pesta dirumah ryuzen, bibiku mengantarku ke depan rumah “tolong jaga yuriko?”
“siap!” jawab yakuza, lalu membukakan pintu mobilnya untukku
Sampainya di rumah ryu, yakua menggandeng tangan kananku, “aku tak memaksamu menyukaiku……………… aku hanya ingin kau tetap disisiku” aku memegang erat tangan yakuza, yakuza tersenyum dan melanjtkan langkah kami untuk masuk ke rumah ryuzen. Disana aku melihat sahabatku dengan pacar barunya, ukata sangat senang sekali sepertinya berada di samping ryu, “pandangan itu akan sangat menyakitkan, ayo ikut aku, dimana pandangan akan sangat indah” yakuza membawaku ke tempat kolam renang dan duduk di kursi ayunan, dia menceritakan kisah lucu padaku, dan membuatku tertawa karenanya,” aku harus pergi sebentar, kau jagan kemana mana?” yakuza membawa kacamataku entah kemana “yakuza kembalikan, aku tidak bisa melihat dengan jelas” aku turu dari ayunan mencoba mencari yakuza, aku melepas sepatu higheel ku agar aku bisa merasakan lantainya, angin mulai berhembus kencang, tiba tiba seseorang memelukku dari belakang, “yakuza, syukurlah kau cepat kembali, aku takut, aku tidak melihat jelas di sekitar ini, terima kasih banyak kau memberiku banyak harapan, dan aku mencoba memaksa hatiku untuk hati yang baru yang akan selalu membuatku tertawa” aku mengusar rambut yakuza, tapi rambut ini agak berbeda, apa dia mengubah rambutnya?
“kau tak perlu memaksakan hatimu untuk orang lain bila kau masih menyukaiku, aku iri dengan ukata mempunyai sahabat sepertimu, aku tidak bisa mebuatmu lebih menderita lagi, aku tak sanggup melakukan itu padamu, sekarang kita tak perlulagi menyembinyikan hubungan ini lagi”
“bagaimana dengan……………”
“kakaku menyukai sahabatmu, meraka baru menyatakan perasaan mereka malam ini, (membalikkan badanku, dan tangannya menarik tubuhku dan memasangkan kacamataku) ……………………… aku tidak bisa melupakanmu, apalagi saat kau menangisiku”
“ryuzen,………………… kenapa kau melakukan ini?”
“jawabannya karena aku mencintaimu, maukah kau menikah denganku?” ryuzen menciumku seperti saat itu, dimana aku menempel di ring basket. Kali ini aku mengiyakan lamarannya, kami melanjutkan sekolah kami  di perguruan tinggi Tokyo,  

Tentu saja status kami adalah suami istri, kalian tahu ternyata yakuza adalah kakak kandung ryuzen, mereka sengaja merahasiakan ini dari sekolah, saat malam pertama kami di ranjan, ryuzen lumayan ganas loh, tahu sendiri kan gimana dia saat berciuman pertama kali denganku, tidak perlu di bayangkan, yang jelas tidak jauh beda dari itu, kami tidak perlu merahasiakan hubungan ini pada siapapun, bagaimana dengan orang tuaku, mereka menjalani hidup mereka masing masing, yang jelas mereka selalu mengirimkanku uang, dari pihak ayah maupun ibu. Mereka sama sama selingkuh, aku tak mau mewarisi sifat mereka, karena kini aku sudah merasa senang dan bahagia disamping orang yang kucintai, yah.. meskipun itu agak memaksaku…. “sayang, cepatlah kesini dan jangan lupa matikan lampunya !”teriak suamiku yang sedari tadi menungguku di ranjang kesukaannya “ya, aku segera datanng, ”. berlari menuju ryu dan memeluknya “baguslah kalau begitu (membuka baju yuriko) Hey………..! sudahlah ini rahasia kami”ucap ryuzen sebari menutup gorden cendela .
THE END


0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Diberdayakan oleh Blogger.