Memasak,
mencuci, menjemur dan membersihkan rumah adalah tugas yang harus kulakukan, ibu
dan ayah menitipkanku pada bibi dari ayah, dia mendidikku sangat keras, hampir
seluruh pekerjaan orang dewasa aku yang melakukannya, selama 10 th aku bersama
bibiku, aku memanggilnya bibi uruki, dia
sibuk dengan kerjanya, padahal ayah dan ibuku sering mengirimkan uang untukku,
tapi uang itu tidak sampai di tanganku, selalu saja diambil oleh bibi uruki.
Sekarang usiaku 18 th, aku sekolah di
sma otoshima, dimana biayanya bisa dibilang lumyan mahal, aku sekolah disini
karena bibiku yang memasukkanku, jadi ayah dan ibu bisa mengirimkan uang lebih
utukku sekolah.
“yuriko!........................”
teriak seseorang meanggilku dari depan rumah, aku membalas dengan senyuman dam
melambaikan tangan padanya.
Aku
dan bibiku baru pindah dari tempat tinggal kami sebelunya, ukata adalah anak
pertamakali yang ku kenal, dia sering bermain diepan rumahku dan menyapaku,
terkadang dia menyempatkan mampir ke rumahku, pdahal kami baru kenal 2 hari,
serasa dia sangat mengenalku, hari ini aku akan sekolah di tempatnya, jadi
pertemanan kami semakin dekat sepeti lem.
Saat
pertama kali melangkahkan kaki di sma ini, aku merasa seperti hidup kembali,
suasana disini sangat berbeda dari suasana rumahku, aku diantar ukata keruang
guru, ternyata biaya dan pembayaran lain sudah terlunasi oleh bibiku sebelum
aku didaftarkan kesini, syukurlah kalau begitu, dibalik sifat kerasnya ternyata
dia mempunyai perasaan lembut.
Ukata
pergi meninggalkanku dan membiarkan aku berada di ruangan guru itu bersama guru
yang akan mengajarnya sebentar lagi akan memasuki kelasnya,
Guru
kia adalah guru matematika dan guru tercantik di sekolah ini, apalagi umurnya
masih dibilang sangat muda untuk menjadi seorang guru, aku mengikutinya dari
belakang, suasana kelas sangat ramai, tapi setelah guru kia datang, berubah
menjadi sepi seketika
“kita
kedatangan murid baru, sekarang perkenalkan dirimu” pinta guru kia sambil
menyilahkan tangannya untukku melangkah maju untuk memperkenalkan diri.
Terlihat
ukata dari bangku nomor 2 selah kanan “(terseyum) namaku yuriko amekari, kalian
bisa memanggilku yuriko, aku pindahan dari sekolah kagayaki. Mohon bantuannya”
menundukkan badan
“sekarang
kau boleh duduk selagi bangku kosong,”
Tak
ada sorakan maupun sapaan untukku, apa aku salah dengan perkataanku barusan,
saat berjalan menuju kursi kosong aku terjatuh akibat kaki seseorang yang
sengaja membuatku jatuh, disitulah tertawa dan hal memalukan yang kulakukan
untuk pertama kalinya, tapi aku segera berduri dan merapikan kembali bajuku
dari debu yang barusan kusapu. Ukata menghampiriku dan membantuku membersihkan
debu yang menempel di seragam baru.
“terima
kasih ukata!” sambil tersenyum
“hal
itu sering terjadi disini, jadi kau harus hatihati dengan murid disini, dan
jangan percaya pada siapapun pada orang yang tidak kau kenal” bisik ukata di
telinga kiriku.
“aku
mengerti” balasku tegas.
“apa
kau tidak papa murid baru?”
“ak
tidak papa bu, “
Suasana
menjadi tenang kembali dan aku duduk di kursi paling belakang, aku melihat
kearah kiriku, seorang cowok yang sangat tampan dan sepertinya dia pendiam, dia
sempat melirikku saat aku memperkenalkan diri, tak lama dia menoleh kearah
jendela sampingnya, hingga sekarang dia tetap tidak bergerak dari pandangannya
kea rah jendela itu, hembusan angin membuat rambutnya bergerak kesana kemari
menambah pesona yangia miiki semakin terlihat jelas.
Seharian
disekolah aku terus bersama ukata, jalan jalan mengelilingi sekolah dan
memberitahuku ruangan ruangan yang ada di sekolah itu, aku sangat senang
diajaknya, tapi ketika pulang sekolah kami harus berpisah karena ukata ada
eskul yang harus dia hadiri, ukata dikenal anak teraktif di sekolahnya, hampir
semua kegiatan dia lakukan, tak heran dia mempunyai banyak teman dan fans club
tersendiri, selain cantik dan pintar ukata gadis yang ramah pada siapapun.
Hari
itu sangat gelap, apa hari ini badai akan datang, sebaiknya aku harus
mempercepat langkahku, saat aku sampai di depan gerbang sekolah hjan mulai
turun dan membasahi seragam sekolahku, aku bergegas kembali ke sokolah, ku
harap hujan akan segera reda, satu persatu murid mulai di jemput sopirnya
masing masing, dan aku juga melihat ukata di jemput oleh ibunya lalu memasuki
mobil. Andaisaja ibu menyusulku kemari, tapi itu angatlh tidak mungkin, aku
kedinginan dan tak ada orang yang menjemputku. Aku duduk di dalam kelas, aku
duduk di dekat jendela supaya bisa melihat saat bibiku datang. Angi serta petir
mulai datang, membuatku untuk menutup jendela
dan berbalik untuk tidak melihat jendela lagi, ……………………………… aku terkejut
meliat ternyata ada orang yang sedang melihat kearahku dari tadi.
“a…apa
kau belum di jemput?”
“……………………………..
wanita itu tidak akan datang kemari hanya untuk menjemputku,”
Aku
dibingungkan oleh perkaaannya, apa maksutnya wanita itu, apa mungkin ibunya?
“maksutmu, ibumu?”
“dia
akan menikah dengan pria lain lalu melupakanku sebagai anaknya”
“kau
tidak boleh berkata seperti itu, karena dia telah membesarkanmu!” tegasku
padanya
Dia
mulai melangkah mendekatiku “tau apa kau tentangku?”
Matanya
yang biru sangat indah bila melihat sedekat ini, kuakui dia memang paling
tampan di sekolah ini “ kau sangat beruntung bisa merasakan kaih saying dari
ibumu, sejak aku masih kecil aku selalu di tingalpergi oleh orang tuaku, dan
merekatidak pernah datang, kasih sayag mereka bagiku sangt berarti meskipun
hanya sedetik”tubuhnya yang tinggi, aku hanya sampai ke pundaknya, kepalaku
agak keatas untuk melihat kewajahnya.
“aku
berharap mereka seperti orang tuamu, pergi dan tidak pernah kembali, kalau
perlu tadak usah kembali lagi”
“(plak)”
tangan ku melayang di wajahnya, aku sudah tidak tahan dengan cara bicaranya
yang sombong itu, hujan mulai reda, saatnya bagiku untuk pulang.tapi tanganku
diraihnya, ia memasangkan jaketnya di tubuhku. Kemudian menyuruhku pulang.
Perasaan apa yang kumiliki, jangan jangan aku mulai suka dengannya, itu tidak
mungkin, aku sadar aku siapa? Dan dia tidak akan pernah menyukaiku apalagi saat
aku menamparnya barusan.
“aku
pulang” bibi langsung memelukku dan sangat mengkhawatirkanku, aku terkejut
melihat bibi uruki yang sikapnya berubah
drastic.
“bibi
mina maaf slama ini telah salah menilaimu, bii sangat keras sekali padamu slama
ini, tolng maafkan bibimu ini” menangis dan mau mencium kakiku
“jangan
lakukan itu, yuriko mohon, “
“kau
gadis yang baik yuriko, seharusnya kuceritakan dari awal yang sebenarnya”
“maksut
bibi?”
“sebaiknya
kau mandi dulu, sudah bibi siapkan air hangat untukmu. Setelah mandi baru bibi
akan menceritakannya padamu” mendorongku masuk ke dalam rumah. Apa yang bibi
rahasiakan dariku slama ini, mengenai sikapnya barusan padaku, aneh sekali.
Selesai
mandi bibi menyiapkan makan malamnya, padahal pekerjaan itu seharusnya aku yang
melakukannya, bibi menyuruhku makan,
“bibi
yang memasaknya?”
“tentu
saja, apa kau suka yuriko?”
“aku
sangat menyukainya, oh iya katanya bibi mau cerita mengenai rahasia
sesungguhnya?”
“,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,seharusnya
aku tak memperlakukanmu sebagai pembantu di rumahmu sendiri, ini adalah rumahmu
dan disinilah orang tuamu memanjakanmu
saat umurmu 2 th, kemudian mereka menitipkanmu padaku, bukan alas an kerja,
melainkan mereka memilih hidupnya masing masing”
“maksut
bibi mereka bercerai dan menitipkanku
pada bibi?” tak sadar garpu dan sebdok yang ditanganku terjatuh dari
genggamanku.
“kau
benar, kudengar ibumu yang telah selingkuh di belakag ayahmu slama ini, jadi
aku membencimu dan memperlakukanmu sangat keras yang semestinya tidak
kulakukan, tapi barusan aku melihat ayahmu menikahi perempuan lain yang
ternyata adalah sahabat ibumu sendiri, merekalah yang slama ini selingkuh,
bukan ibumu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,”
“kumohon
hentikan…………………………… mereka tidak mungkin bercerai, aku tidak percaya, aku tidak
percaya!” aku katakutan dan menutup telingaku lalu pergi meninggalkan meja
makan menuju kamarku.
Sejak
kapan bibi merahasiakan ini dari ku,
“yuriko,
buka pintunya bibi mohon , “
Keesokan
paginya aku berangkat sekolah pagi sekali, tak ada orang disekolah itu, aku
berlari menuju gedung paling atas dan menangis sekeras kerasnya disana, dengan
begitu aku bsa lega dengan masalah yang kuhadapi saat ini, pemandangan disini
sangat indah, saying alau dilewatkan begitu saja.
“disini
kau rupanya, aku tadi menyusulmu ternyata kau berangkat pagi sekali”
“ukata,
kau tahu aku disini?” ukata menghampiriku dan duduk disebelahku.
“ryuzen
yang memberitahuku kalau kau ada disini, ssejak kapan kau sudah ditempat ini?”
“pukul
5 pagi, siapa ryuzen?”
“kau
gila, pukul 5 pagi kau bilang, ………………………….. emh………. Seharusnya kau bilang
padaku biar kita berangkat bersama, eh ngomong2 kau tidak tahu ryuzen? Dia itu
pemuda paling tampan dan cool disekolah kita, padahal dia sekelas dengan kita,
banyak yang mengidolakannya, termasuk aku, sikapnya yang dingin membuatku
semakin penasaran dengannya?”
“kau
sangat menyukainya ukata?”
“aku
sangaaaaaaaat menyukainya, tapi jangan bilang siapa2 tentang ini? Hanya kau
yang kuberi tahu, ayo kita masuk kelas, hari ini ada hal baru yang akan aku
tunjukkan padamu dan spektakuler”
Ukata
menarik tanganku dan memasuki kelas seperti biasanya, kukira dia tak menyukai
cowok itu karena sifatnya yang pendiam dan dingin kepada setiap orang. Jam
pelajaran dimulai cowok itu belum juga menduduki kursinya, aku takut jika
melihatnya nanti, karena kejadia kemaren sore. Tapi aku jadi khawatir
dengannya, apa dia baik baik saja?
“yuriko,
kau duduk tenang di bangku penonton, kau akan melihat aku menjadi chirs yang
akan membuatmu bersorak, lagipula semangat ku ini akan ku tunjukkan pada ryu
bahwa aku menyukainya, sampai ketemu di pertandingan basket nanti, aku tunggu
kedatanganmu?”
Kau
bilang ryu, bukannya dia hari ini sedang absen, apa dia memang sengaja tidak
masuk kelas demi pertandingannya ini?, aku semakin penasaran dengan anak itu,
siapa ryuzen itu
“hey
kau murid baru?” Tanya seorang murid dan menghampiriku.
“apa
kau ingin melihat pertandingan basket ryu, mana semangat yang akan kau berikan
pada ryu?.....................kulihat kau tidak membawa poster atau cretan di
wajahmu apa perlu kucorat coret?”spidol yang ada di tangannya mulai mendarat di
wajahku
“apa
yang sedang kau lakukan?”
“kazuya,????? Kenapa kau membelanya” lalu anak itu
langsung pergi saat dia membentaknya
“kau
tidak papa kan?”
(tersenyum)
“aku tidak papa, terima kasih. Apa kau akan bertanding basket dengan ryuzen?”
“aku
capten tim basket ini? Banyak yang mengenalnya dan dia lebih terkenal di
kalangan murid sini, tapi sebelumnya aku tak pernah melihatmu, apa kau murid
baru?”
“i…………..iya,
namaku yuriko amekari, kau bisa memanggilku yuriko”
“namaku
inaka kazuya, kau boleh memanggilku siapa saja”
“hah……………”
“maksutku
inaka boleh kazuya juga boleh, ,,,,,,,,,,,,, emh kalau tidak keberatan aku
boleh minta nomor hp mu ame?”
Ame,
baru kali ini ada oraang yang memanggilku ame “oh ya, bo…..boleh ini” memberikan
hpku padanya
“seusai
pertandingan aku akan menelfonmu, ………………………….. kutunggu jawabanmu. Aku suka
ramutbut coklatmu” setelah ia memujiku dengan rambut ini dia langsung pergi
kepertandingan, dan sepertinya seragam basket itu sangat cocok dikenakannya dengan
badannya yang sixpek itu. Terima kasih kazuya.
“kalian
akrab sekali, padahal baru kenal?”
Suara
itu tak asing ditelingaku, langkahnya semakin dekat dan dia bebicara tepat di
ditelinga kananku “………………………………………………………..”
“semoga
kau …………………………….oh tidak, aku tidak boleh mendoakanmu baik, semoga dia tidak
merasan tamparan mu” tangannya mulai melingkari di sekitar leherku, dan
menjatuhkan kepalanya di pundakku.
“………………………….
Kau menyukainya?”
“bukan
urusanmu”
“baru
kali ini ada yang mengancamku, beraninya kau mengancamku,” dia semakin dekat,
karena hembusan nafasnya sangat terasa jelas di leherku, apa mungkin dia akan
mencium leherku, kalau sampai itu terjadi, aku takakn segan segan memukulnya
dengan keras,
“owh,
saatnya aku pergi, maaf telah membuatmu marasa deg degan dengan sikapku tadi,
ternyata kau menyukaiku. Terima kasih jawabannya” di punggungnya tertlis ryuzen
izuka, jadi cowok itu yang bernama ryu,
dia melakukan hal barusan hanya untukk memastikan apa aku suka padanya,
Pertandingan
berlangsung, aku bingung harus datang kesana atau tidak, jika aku tidak kesana
maka ukata pasti sangat membenciku, jika aku datang ryu mengira aku peduli
adanya, aku datang bukan untuk ryu melainkan untuk ukata dan kazuya.
Saat
aku memasuku pertandingan itu, sangat meriah dan ramai skali, aku melihat
pertunjukan ukata dari bangku belakang sendiri, kuharap dia melihatku. Tapi
apa, ryu mengetahuiku dan dan melihatku dengan mata birunya. Aku langsung pergi
dari pertandingan itu dan mengemas tasku untuk segera pergi dari sekolah,
tadinya aku ingin pergi, tapi ketika melihat bola basket barada di lapangan
luar, membuatku ingin memainkannya, apa salahnya untuk mencoba, sudah lama aku
tidak bermain basket semenjak aku pindah kesekolah ini, berjam jam aku bermain
basket aku mendengar suara kaki yang banyak dan pergi meninggalan sekolah, para
murid berhamburan keluar karena pertandingan basket sudah usai. Kemudian aku
melepas jas seragam sekolah, saat aku menaruh itu hpku bordering, aku segera
mengankatnya,” hallo…………………………..kazuya ada apa?........................ akan ku
usahakan, ………………….. aku akan mengirim pesan mengenai alamat rumahku…………………… “
Kazuya
mengajakku makan malam bersamanya nanti malam, dia akan menjemputku nanti,
sebaiknya aku segera pulang, tapi aku harus mengirim pesan padanya, aku
mengambil kacamata minusku dari tas dan mengirim pesan untuknya…………………….
Setelah pesan itu sampai di handphonenya aku bergegas pulang. Tapi setelah aku
berbalik, aku melihat ryu berada didepanku, tanpa memakai seragam
basketnya, “bertandinglah denganku, jika
kau menang kau boleh keluar, tapi jika aku menang ……………….. kau tetap disini”
“apa
kau gila, apa maumu dariku, bukankah banyak orang yang menyukaimu disana, mengapa
kau memilih gadis sepertiku yang bahkan tak menyukaimu sama sekali”
“kau
bohong, mari kita bertanding saja, bukankah malam ini kau akan dinner dengan
kazuya?”
“jika
itu maumu, aku akan melakukannya” hujan mulai turun seperti waktu itu, tapi tak
membuatku untuk menghentikan permainan ini, jam menunjukkan pukul 5 sore, dan
angkaku lebih unggul darinya
“waktu
sudah habis, saatnya aku pulang!”
Ryu
memasukkan bolanya ke ringku , “hasilnya sama!, jadi impas, kau lumayan hebat
dalam basket, (perlahan dia mendekat padaku) aku ingin tahu seberapa tangguhnya
kau!”
Aku
mulai merasa tubuhku menggigil apalagi saat ini tubuhku barada menempel di ring
basket miliknya, tubuhnya diguyuri hujan, dam membuat kacamataku tidak jelas
melihat wajahnya yang semakin dekat, ryu membuang kacamataku dan mendekatkan
badanku padanya, dia memegang pinggulku dan perlahan menarik pelan wajahku,”
jangan pergi, aku tak suka kau dekat dengannya,……………” aku hanya bisa mendengar
suaranya, mataku tak jelas melihat wajahnya karena turunnya hujan jatuh di wajahku.
“apa
urusnku dengan kazuya, kau bukan siapaku, jadi kau tak berhak melarangku”
“………………..(cup)……..”
ciuman itu mendarat. Pegangannya semakin kuat sehingga aku tak mampu
mendorongnya untuk menjauh, tanganku berada di dadanya yang bidang, itu
berlangsung lama, semakin dia menarikku dan semakin erat juga pegangannya serta
ciumannya padaku, aku tak bisa berbuat apa apa, tubuh ryu tak sesixpk kazuya,
tapi tubuhnya yang lumayan bidang dapat menutupi tubuhku yang kecil, ciuman ini
tak akan berhenti sebelum aku yang mengakhirinya, terpaksa aku menggiit mulut
bagian bawahnya dan akhirnya pegangannya mulai lemah, tapi tak lama dia
melakukannya lagi lalu melepas ciuman itu dengan perlahan, aku memukul mukuli
dadanya.
“aku
mencintaimu, saat kau menampar wajahku saat itu, kau menyadarkanku banyak hal
(memeluku) aku hanya ingin mencintaimu dan memilkimu,”
Tiba
tiba air mataku jatuh saat dia memelukku dan mengatakan perasaanya, perlahan
aku melingkarkan tanganku ke tubuhnya. “akan ku antar kau pulang,”
Ketika
ryu mengantarku pulang, sebuah mobil berkelas terparkir didepan rumh, sebelum
aku masuk ke dalam rumah, ryu mengecup dahiku, “jaketmu akan aku kembalikan
besok, tapi jika kau menginginkan sekarang aku bisa mengambilnya”
“tidak
perlu, kecupan tadi sudah lebih hangat dari pda jaketku, aku pulang dan
sepertinya kazuya sudah menunggumu, kuharap kau mengingat kataku tadi, masuklah
aku takut kau sakit”
“jaga
dirimu!”
“kau
juga!” tanpa membalas senyuman ryuzen aku masuk kedalam rumah,kazuya yang
sedari tadi menungguku terkujut melihatku basah kuyup, bibi memberikan handuk
ke tubuhku dan menyuruhku segera mandi air hangat karena kazuya sudah
menungguku sejak tadi, bibi mengizinkanku untuk dinner bersamanya.
Setelah
selesai , aku berngkat dinner dengan kazuya, “maaf sudah membuatmu menunggu
sangat lama!”
“itu
tidak masalah, kau menebusnya dengan ini, kau cantik sekali ame”
“terima
kasih, kau baik sekali”
Kazuya
mebawaku ketempat yang sangat mewah, dan disana dia juga mengajakku berdansa,
dan hampirsaja dia menciumku. Tapi aku memalingkan wajahku darinya, “sebaiknya
kita segera pulang”
“jika
itu maumu, sebaiknya aku segera menurutinya”
Saat
diperjalanan pulang “ada yang ingin kubicarakan mengenai perasaanku. Dengan
keadaanmu yang sedari tadi tidk tersenyum sama sekali, kau pasti tak akan
menerimaku, tapi aku akan menunggumu sampaikapan pun”
“maaf
tidak memberimu apapun!”
Membukakan
pintu mobil, “ini semua sudah lebih dari cukup buatku…………………….(aku keluar dari
mobilnya)………………..yuriko lihat ini!” dia membuat wajahnya melakukan ekspresi
yang sangat lucu, membuat siapa saja pasti tertawa melihatnya.
“ha
ha ha ha J bagaimana bisa kau membuat ekspresi seperti itu?”
“itu
sepele, sekarang aku bisa melihatmu tertawa lagi. Kumohon jangan seperti tadi
lagi, wajahmu yang manis akan lebih manis lagi bila kau tersenyum”
“terima
kasih banyak, kuharap aku tak melupakan mala mini”
Kazuya
pulang dengan senang, meskipun malam ini tidak seperti yang diinginkannya, maaf
kazuya, aku akan mencoba menyukaimu meskipun hatiku melawannya.
Keesokan
paginya, bibi menyiapkan sarapan di meja, “sang putri sudah bangun, makanan
sudah bibi siapkan, bibi berangkat dulu”
“bibi,
tunggu (aku memeluk bibi sebelum berangkat kerja) semoga hari ini hari yang
menyenangkan untuk bibi”
“tentu
sayang, kalau gitu bibi berangkat dulu”
Sebaiknya aku harus segera bersiap siap untuk
pergi kesekolah, seperti biasa aku dan ukata pergi keselah bersama, kami
bercerita, bercanda, tertawa, dan bernyanyi lagu kesukaan kami, itu yang selalu
kami lakukan setiap berangka kesekolah sambil menunggu bus sekolah kami. Di bus
aku bertemu guru kia, tuben sekali guru kia menaiki bus ini?
“guru
kia, ?” tanyaku terkejut
“hai
anak anak, ibu hari ini mulai membiasakan meniaki bus sekolah, karena mobil ibu
mogok tadi mlam, mohon bantuannya?”
Aku
dan ukata berbagi kursi dengan guru kia, selain cantik dan ramah guru kia
pandai melawak, membuat perut kami yak kuasa menahan kulucuan yang ibi kia
ceritakan. Akhirnya kami tiba di sekolah. Hari ini, ukata ada pertandingan
tennis, jadi dia tidak mengikuti pelajaran. Tidak banyak dari kelasku yang
mengikuti eskul tennis, mungkin hanya 5 orang saja, di hari pertamaku jadian
dengan ryuzen biasa saja, sebab kami merahasiakan hubungan ini, lagipula aku
tidak mau jadibahan pembicaraan murid murid sekolah ini, setiap pulang sekolah
aku dan ryuzen bertemu, di tepat saat kami berciuman pertama kali. Terkadang ryuzen
mencoba menggodaku dengan rayuannya, dan hampir saja dia menciumku untuk kedua
kalinya, tentu saja aku segara menyingkir dan mencubit pipinya. Terkadang
ryuzen menanyakan soal atau pelajaran yang dia belum faham, aku menjelaskannya
dengan posisi ryu dibelakangku dan menaruh dagunya di pundakku. Di sela waktu
dia pernah mencium pipiku, itu hadiah karena membuatnya faham dengan pelajaran
yang membuatnya slit. Aku merasa selama aku berhubungan dengan ryu, hidupku
seperti banyak berbohong, tapi saat di sekolah kami tidak saling sapa maupun
bertatap muka. Seperti orang asing, tpi rasa cinta ini kami balas di belakang
sekolah nanti, dan paling membuatku tidak tega saat ukata menceritakan cowok
idamannya padaku, aku merasa orang yang paling kejam,yang mencoba membunuh
perasaan sahabatku sendiri. Ukata maafkan aku.
Hari
berganti bulan dan bulan akan berganti tahun dimana ujian kelulusan menghampiri
kami, dimana kami disibukkan dengan berbagai soal yang akan kami jumpai, tapi
tak membuatku untuk jauh dari ryu, kami semakin dekat dan rasanya tak ingin
waktu begitu cepat berlalu. Sampai saatnya tiba kami siap menghadapi ujian itu,
kuharap ryu bisa menjawab soal soal itu dengan teliti dan benar.
Setelah
melewati masa kritis atau berjuang demi lulusnya kami, akhirnya tibalah babak
penentuan dimana kertas yang kepsek baca adalah orang yang lulus ujian
“perhatian
untuk murid kelas XII, berikut ini adalah siswa dan siswi yang lulus
ujian:……….”
Kepsek
mulai membacakannya, dan untuk urutan pertama namaku yang disebutkan, kemudian
disusul ukata dan seterusnya, semoga aku mendengar panggilan ryuzen.”jika
ryuzen lulus aku akan mengatakan perasaanku padanya, tak peduli apa jawabanya,
yang jelas aku sudah mengatakan yang selama ini aku pendam, bagaimana yuriko?”
“………………………………..
ya, kau akan mengatakan padanya” aku bingung harus jawab apa, aku tidak mau
melukai perasaannya yang sangat baik sekali padaku.
Aku
harus melakukan sesuatu, tak lama nama ryuzen disebu oleh kepsek, syukurlah
kalau begitu, tapi aku sudah janji padanya jika dia lulus, aku akan menciumnya.
Aku menelfon ryu untuk bertemu di tempat biasanya, tapi kali ini tanpa menunggu
murid pulang, “ukata aku harus ke toilet, tidak akan lama, sekalian kau
menunggu ryu lewat untuk mengatakan perasaanmu padanya”
“tentu
saja, jangan lama lama, aku akan mengatakannya denganmu nanti”
Langkahku
sempat berhenti setelah mendengar ucapan ukata tadi, tapi aku melanjutkan
kembali langkahku menuju tempat yang harus ku datangi. Aku berlari hingga
sampai ke tempat tujuan, disana ryu sudah menugguku, “kau ………………….. tumben lama
sekali” ryu langsung memelukku, sepetinya dia senang sekali “terima kasih,
berkat kau aku lulus,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,”
“tidak,
ini semua berkat kerja kerasmu untuk belajar dengan keras…………………… ada yang
ingin aku katakana padamu” melepaskan pelukan ryu
“ku
harap kau tidak melupakan janjimu……………… aku sudah siap”
Aku
berjalan pela mendekati ryu, “aku…………………… aku……….. aku ingin mengakhiri
hubungan kita” sebelum ryu bertanya aku mecium mulutnya, aku tahu ini membuatmu
banyak pertanyaan, kenapa aku tiba tiba melakukan ini, sebenarnya hatiku tidak
menginginkan ini, tapi aku harus melakukannya, lalu melepasnya dengan pelan,
kemudian meninggalkannya . biarkan aku yang merasakan sakit ini asalkan
sahabatku tidak akan merasakan sakit ini.
Aku
berlari dengan air mata yang berjatuhan, aku tidak melihat jalan yang kulewati,
tak sengaja aku menabrak orang yang ada didepanku, aku menangis tanpa henti di
pelican orang yang barusan kutabrak.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Aku
baru sadar orang kutabrak barusan adalah kazuya “kenapa kau menangis?”
Aku
segera mengusap air mataku, aku dan kazuya duduk di samping taman sekolah “aku
tak apa?”
“ada
yang kau sembunyikan, ceritalah padaku, jika kau tak cerita jangan salahkan aku
agar kau menceritakannya”
“sungguh
aku taka pa, terima kasih banyak, maaf membuat seragammu basah, aku harus
menemui ukata, dia udah menungguku sejak tadi?”
Yakuza
memegang tanganku “sejak kapan kalian………………………”
Aku
terkejut, apa yang akan dia lakukan padaku.
“berhubungan
tanpa sepengetahuan kami, ,,,,,,……………………. “
Apa
jangan jangan dia tahu masalah hubunganku dengan ryu?
“cepat
katakan, sejak kapan!”
“aku
sudah tidak ada hubungan dengannya lagi, karena kami barusan telah
mengahirinya”
“kau
bohong, lalu kenapa kau menciumnya”
“janji
tetaplah janji, yang kau lihat barusan adalah terakhirkalinya aku berhubungan
dengan ryu, aku harus pergi”
Ukata
engomeliku karena aku membuat menunggunya lama, aku menyembunyikan mata
bengkakku dari ukata, “eh sepertinya itu ryuzen, ayo kita harus kesana”ukata
menarik tnganku dan menghampiri ryuzen, “aduh……………….”
“kau
tidak apa yuriko?..................... wah matmu bengkak ya?”
“sering
terjadi, mungkin aku krang hati hati saat di toilet tadi?” aku tersenyum pada
ukata agar dia tidak terlalu khawatir padaku. “bukankah kau haarus menemui
ryu?”
“oh
iya, ryuzennnnnnnnnnnnnnnnnnnn,”
“bahkan
kau tak perlu memanggilnya kemari?”
Kebetulan
ryuzen akan berjalan mendekati parkiran motor miliknya, dimana aku dan ukata
duduk tepat di samping motornya “hy ryu, boleh bicara sebentar”
Ryu
menatapku, aku segera memalingkan wajahku darinya, “aku menyukaimu sejak
pertamakali kita bertemu, terserah ka mau menjawab atau tidak, yang jelas aku
sudah menyampaikan perasaanku padamu, jawabanmu bisa ku tebak, kau paasti……”
“aku
menerimamu, sekarang kita resmi pacaran, malam ini sudah kupersiapkan untuk
kencan pertama kita sekaligus merayakan kelulusan, ak akan menjemputmu jam 7
nanti, (menaiki motornya dan memasang helmnyaa) ajak juga temanmu, karena
seluruh teman sekelas kita akan datang,dan akan ku tunjukkan tempat yang sangat
indah untukmu” ryu mengendarai motornya
“aku
tak percaya dia akan menerimaku, aku orang yang sangat beruntung, aku sudah
tidak sabar menghadiri pesta itu, yuriko………………. Ba…………………….ada apa? Apa kau
sakit?”
“aku
tidak tahu, tiba tiba aku merasa sangat pusing…………………………..” pandanganku buram
dan aku merasa kepalaku sangat berat………………… aku melhat bayangan ukata yang
kebingungan dan,,,,,,,,,,,,,,
<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Saat
aku sadar aku sudah ada di rumah sakit, “yakuza, dia sudah sadar? Mana
kacamatanya?”
“yakuza?
Ukata? Bibi? Kenapa kalian disini?”
Bibi
menjelaskan apa yang trjadi padaku, aku mempunyai mata cylinder, aku tidak
boleh memikirkan halyang berat berat, aku sedih mendengar itu, aku pulang
diantar yakuza, kemudian ia menjemputku untuk menghadiri pesta dirumah ryuzen,
bibiku mengantarku ke depan rumah “tolong jaga yuriko?”
“siap!”
jawab yakuza, lalu membukakan pintu mobilnya untukku
Sampainya
di rumah ryu, yakua menggandeng tangan kananku, “aku tak memaksamu
menyukaiku……………… aku hanya ingin kau tetap disisiku” aku memegang erat tangan
yakuza, yakuza tersenyum dan melanjtkan langkah kami untuk masuk ke rumah
ryuzen. Disana aku melihat sahabatku dengan pacar barunya, ukata sangat senang
sekali sepertinya berada di samping ryu, “pandangan itu akan sangat
menyakitkan, ayo ikut aku, dimana pandangan akan sangat indah” yakuza membawaku
ke tempat kolam renang dan duduk di kursi ayunan, dia menceritakan kisah lucu
padaku, dan membuatku tertawa karenanya,” aku harus pergi sebentar, kau jagan
kemana mana?” yakuza membawa kacamataku entah kemana “yakuza kembalikan, aku
tidak bisa melihat dengan jelas” aku turu dari ayunan mencoba mencari yakuza,
aku melepas sepatu higheel ku agar aku bisa merasakan lantainya, angin mulai
berhembus kencang, tiba tiba seseorang memelukku dari belakang, “yakuza,
syukurlah kau cepat kembali, aku takut, aku tidak melihat jelas di sekitar ini,
terima kasih banyak kau memberiku banyak harapan, dan aku mencoba memaksa
hatiku untuk hati yang baru yang akan selalu membuatku tertawa” aku mengusar
rambut yakuza, tapi rambut ini agak berbeda, apa dia mengubah rambutnya?
“kau
tak perlu memaksakan hatimu untuk orang lain bila kau masih menyukaiku, aku iri
dengan ukata mempunyai sahabat sepertimu, aku tidak bisa mebuatmu lebih
menderita lagi, aku tak sanggup melakukan itu padamu, sekarang kita tak
perlulagi menyembinyikan hubungan ini lagi”
“bagaimana
dengan……………”
“kakaku
menyukai sahabatmu, meraka baru menyatakan perasaan mereka malam ini,
(membalikkan badanku, dan tangannya menarik tubuhku dan memasangkan kacamataku)
……………………… aku tidak bisa melupakanmu, apalagi saat kau menangisiku”
“ryuzen,…………………
kenapa kau melakukan ini?”
“jawabannya
karena aku mencintaimu, maukah kau menikah denganku?” ryuzen menciumku seperti
saat itu, dimana aku menempel di ring basket. Kali ini aku mengiyakan
lamarannya, kami melanjutkan sekolah kami
di perguruan tinggi Tokyo,
Tentu
saja status kami adalah suami istri, kalian tahu ternyata yakuza adalah kakak
kandung ryuzen, mereka sengaja merahasiakan ini dari sekolah, saat malam
pertama kami di ranjan, ryuzen lumayan ganas loh, tahu sendiri kan gimana dia
saat berciuman pertama kali denganku, tidak perlu di bayangkan, yang jelas
tidak jauh beda dari itu, kami tidak perlu merahasiakan hubungan ini pada
siapapun, bagaimana dengan orang tuaku, mereka menjalani hidup mereka masing
masing, yang jelas mereka selalu mengirimkanku uang, dari pihak ayah maupun
ibu. Mereka sama sama selingkuh, aku tak mau mewarisi sifat mereka, karena kini
aku sudah merasa senang dan bahagia disamping orang yang kucintai, yah..
meskipun itu agak memaksaku…. “sayang, cepatlah kesini dan jangan lupa matikan
lampunya !”teriak suamiku yang sedari tadi menungguku di ranjang kesukaannya
“ya, aku segera datanng, ”. berlari menuju ryu dan memeluknya “baguslah kalau
begitu (membuka baju yuriko) Hey………..! sudahlah ini rahasia kami”ucap ryuzen
sebari menutup gorden cendela .
THE END

